kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.139   -85,00   -0,52%
  • IDX 7.931   38,34   0,49%
  • KOMPAS100 1.118   1,09   0,10%
  • LQ45 827   -2,94   -0,35%
  • ISSI 267   3,46   1,32%
  • IDX30 427   -1,81   -0,42%
  • IDXHIDIV20 491   -1,62   -0,33%
  • IDX80 124   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 128   0,08   0,06%
  • IDXQ30 138   -0,34   -0,25%

Defisit perdagangan RI terhadap Thailand turun


Jumat, 02 Mei 2014 / 18:46 WIB
Defisit perdagangan RI terhadap Thailand turun
ILUSTRASI. 4 Hal yang Harus Didiskusikan Bersama Anak Saat Anak Pertama Kali Menstruasi.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit perdagangan Indonesia dengan Thailand menurun dari 402,9 juta dollar AS pada Februari 2014, menjadi 371,9 juta dollar AS.

“Situasi politik di Thailand yang kisruh mengganggu produksi di Thailand,” ungkap Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Akibat penurunan produksi Thailand, ekspor Thailand ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia pun menurun. Namun demikian, penurunan pasokan ini menyebabkan harga barang-barang produksi Thailand juga praktis naik.

“Harga mobil bulan April itu naik, khususnya yang dari Thailand. Dampak Thailand ke rata-rata harga mobil Indonesia dari sana, karena produksinya berkurang. Karena volumenya turun, sementara kebutuhan mobil kita tidak berkurang justeru naik, sehingga larinya ke harga,” terang Sasmito.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan M Lutfi menuturkan, transisi pemerintahan di Thailand yang tak berjalan mulus juga menghambat pemulihan harga karet. Saat ini harga karet masih tertekan di bawah 3 dollar AS per kg. Meskipun telah ada konsorsium dari tiga produsen karet terbesar, yang beranggotakan Indonesia, Thailand, dan Malaysia, namun harga karet belum bisa dikerek pulih.

The biggest stakeholder di International Rubber Consortium (IRCo), yakni Thailand masih menunggu kondisi politik mereka stabil. “Sebagaimana diketahui, Thailand saat ini kasarannya tidak memiliki pemerintahan yang baku. Kalau kita tanya mereka, mereka mengatakan, mudah-mudahan pada kesempatan pertama mereka mempunyai pemerintahan,” jelas Lutfi. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×