kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nelayan kekurangan BBM subsidi


Kamis, 25 Agustus 2011 / 12:37 WIB
Nelayan kekurangan BBM subsidi
ILUSTRASI. Perang dunia ketiga telah dimulai, dimana pertempuran tanpa senjata dan peluru tapi dengan virus.


Reporter: Riendy Astria | Editor: Edy Can

JAKARTA. Nelayan mengaku kekurangan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Dari kebutuhan sebesar 2,5 juta per kiloliter per tahun, Pertamina hanya bisa mengucurkan sebesar 700.000 kiloliter per tahun.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Fadel Muhammad mengakui, kebutuhan subsidi BBM untuk nelayan terabaikan. Menurutnya, pihaknya sudah meminta kepada Pertamina menyediakan BBM subsidi untuk nelayan sebanyak 2,5 juta kiloliter per tahun, namun belum bisa terpenuhi. "Hanya 700 ribu kiloliter per tahun pada tahun ini itu berarti hanya sepertiganya," katanya, Kamis (24/8) usai mengunjungi dan berdiskusi di Pasar Ikan Muara Angke.

Akibatnya, kapal nelayan yang tidak beroperasi akibat berkurangnya pasokan BBM subsidi ini.

Fadel mengatakan, kebutuhan BBM subsidi bagi nelayan seharusnya diutamakan. Apalagi, dia mengatakan nantinya ada program penambahan 1.000 kapal pada 2012 mendatang. "Tentu akan membutuhkan lebih banyak lagi BBM subsidi," katanya.

Fadel mengaku telah menyampaikan keluhan ke Pertamina. Dia juga mengaku telah berkoordinasi dengan Komisi IV DPR dan Komisi VII DPR.

Ketua Komisi IV DPR M. Romahurmuziy akan meminta Pertamina menghitung ulang kuota BBM subsidi bagi nelayan itu.
"Prinsipnya jangan sampai ada penyalahgunaan atas kuota yg ada, namun jangan juga apriori dengan kebutuhan nelayan," kata Romy melalui pesan singkatnya kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×