kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik lagi, kinerja industri manufaktur cetak rekor tertinggi pada April 2021


Senin, 03 Mei 2021 / 08:32 WIB
Naik lagi, kinerja industri manufaktur cetak rekor tertinggi pada April 2021
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik perakitan mobil.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja manufaktur Indonesia kembali menyentuh rekor tertingginya pada April 2021. 

IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2021 sebesar 54,6 atau naik dari 53,2 pada bulan Maret 2021. 

“Ini merupakan rekor tinggi baru selama dua bulan berturut-turut. Kondisi bisnis kini telah menguat dalam enam bulan berturut-turut,” ujar IHS Markit dalam laporannya, Senin (3/5). 

Inti dari perbaikan nyata pada kondisi bisnis adalah lonjakan permintaan baru. Bisnis baru mengalami ekspansi substansial, dan sejauh ini merupakan yang tercepat sejak survei dimulai satu dekade lalu. 

Perusahaan menyebutkan perbaikan pada permintaan pelanggan, terlebih lagi total permintaan baru didorong oleh kembalinya bisnis baru dari luar negeri, sehingga ekspor manufaktur naik untuk pertama kalinya dalam 17 bulan. 

Baca Juga: Jelang rilis data pertumbuhan ekonomi, simak proyeksi pergerakan IHSG Senin besok

Seiring bisnis baru mengalami ekspansi tajam, perusahaan manufaktur akhirnya menaikkan volume produksi. Sebagaimana halnya dengan permintaan baru, kenaikannya merupakan yang paling tajam. 

Rekor kenaikan pada aktivitas pembelian juga terjadi karena perusahaan menanggapi arus pesanan baru yang masuk. 

Sementara itu, waktu pengiriman dari pemasok secara umum tidak berubah dari bulan April 2021, menandakan bahwa gangguan pada rantai pasokan mulai berkurang yang membantu perusahaan melakukan ekspansi stok pembelian. 

Dengan lancarnya arus ini, stok barang jadi terus mengalami penurunan secara marginal. 

Meski sudah terjadi ekspansi kuat pada permintaan baru, perusahaan manufaktur tidak menambah jumlah tenaga kerja mereka. Sehingga, penumpukan pekerjaan naik selama dua bulan berjalan dan pada laju solid yang paling terlihat dalam lebih dari delapan tahun. 

Biaya input terus naik tajam, dengan kenaikan harga bahan baku secara luas. Dalam beberapa kasus, hal ini dikaitkan dengan kekurangan pasokan. 

Beban kenaikan input terus ditanggungkan kepada pelanggan dan menyebabkan kenaikan harga jual selama enam bulan berturut-turut. Ini membuat tingkat inflasi tergolong solid, tetapi melambat hingga titik paling lemah selama dua bulan berjalan sejak Januari 2021. 

Ke depan, pengusaha masih optimistis bahwa output akan terus naik pada tahun yang akan datang, bahkan sebagian besar responden memperkirakan akan adanya ekspansi. 

“Kepercayaan diri berpusat pada harapan bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir pada tahun mendatang dan memungkinkan adanya kenaikan lanjutan pada permintaan baru,” tandas IHS Markit dalam laporannya. 

Selanjutnya: IHSG diprediksi bergerak terbatas pada pekan depan, ini sentimen yang perlu dicermati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×