kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Mulai 2010, Pemerintah Menggunakan Pinjaman Bank


Kamis, 04 September 2008 / 13:29 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Test Test

JAKARTA. Pemerintah baru akan menggunakan skema pembiayaan dalam negeri mulai tahun 2010. Skema pembiayaan ini akan banyak mengandalkan pinjaman perbankan nasional.  Demikian keterangan dari Dirjen Pengelolaan Utang Negara Departemen Keuangan (Depkeu) Rahmat Waluyanto.  Karena baru efektif 3 tahun lagi, maka dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (RAPBN) 2009, pemerintah belum memasukkan pembiayaan dalam negeri sebagai salah satu cara pemenuhan kebutuhan defisit APBN. "Target pinjaman saat ini belum ada, karena baru akan mulai pada 2010," kata Rahmat kepada KONTAN, Kamis (4/9).

Tentang melesetnya target ORI005, Rahmat menyatakan pemerintah selalu punya strategi khusus untuk menambal defisit APBN. Masih ada beberapa instrumen lain yang dapat digunakan pemerintah. Seperti SUN dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN), obligasi negara berbentuk rupiah maupun valas, dan SBSN atau sukuk.

Ia yakin pinjaman luar negeri tidak akan bertambah. Malah justru berkurang, karena tambahan netonya tetap negatif. Bahkan, kata Rahmat, ada kemungkinan defisit APBN 2008 akan lebih rendah dari yang ditargetkan. "Saya tidak tahu akan ada penurunan defisit berapa, saya tidak mau berspekulasi. Target SBSN tetap akan dipenuhi. Jika dana tidak terpakai maka digunakan tahun depan," katanya.

Seperti diketahui, saat ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sedang menyusun sebuah peraturan setingkat menteri untuk mengatur tata cara pengajuan proyek-proyek yang bisa menggunakan skema pinjaman perbankan nasional ini. Skema ini nantinya juga akan digunakan untuk pengadaan alat-alat pertahanan.

Wakil Panitia Anggaran DPR RI Harry Azhar Aziz menyetujui jika pinjaman perbankan akan digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek jangka pendek maksimal satu tahun berjalan. Selain untuk mempermudah pelaksanaan proyek pembangunan, namun juga untuk menyerap likuiditas perbankan. "Kalau hanya dimasukkan ke SBI akan menjadi uang mati dan tidak bermanfaat, kalau dipinjamkan untuk pembangunan maka akan lebih menunjang ke sektor riil," kata Harry, kemarin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×