kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Momen Lebaran 2020 diprediksi tak dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal II


Senin, 18 Mei 2020 / 09:31 WIB
Momen Lebaran 2020 diprediksi tak dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal II
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja kebutuhan pangan di Carefour Lebak Bulus, Jakarta, Minggu (17/5/2020). Pemerintah akan menggelontorkan stimulus demi mendongkrak konsumsi rumah tangga, dimana sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada k


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, momen Idul Fitri di tahun ini tidak dapat diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020.

Seperti diketahui, salah satu momen perputaran uang paling besar di Indonesia adalah saat perayaan Idul Fitri.

Pada saat lebaran, konsumsi rumah tangga akan naik sebanyak dua sampai dengan tiga kali lipat, baik untuk kebutuhan pangan maupun sandang, serta mengalirnya uang pemudik dari kota ke berbagai daerah tujuan.

Baca Juga: BI disarankan tahan suku bunga acuan karena pertimbangan ini

Selain itu, dana remitansi juga menjadi salah satu faktor pendorong perputaran uang pada perayaan Idul Fitri.

Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang.

"Remitansi yang dikirim pekerja migran Indonesia (PMI) kepada keluarga mereka di Indonesia pada saat lebaran, bertujuan agar keluarganya dapat membeli berbagai kebutuhan pangan dan sandang. Biasanya, remitansi menjelang lebaran akan lebih besar daripada bulan-bulan biasanya," ujar Sarman di dalam keterangan tertulis, Minggu (17/5).

Namun demikian, Bank Dunia (World Bank) memprediksi pengiriman uang global pada tahun ini akan mengalami penurunan tajam sekitar 20%.

Hal ini terutama disebabkan oleh adanya krisis ekonomi sebagai dampak dari wabah virus Corona. Proyeksi penurunan tersebut, disebut akan menjadi penurunan paling tajam.

Selain dikarenakan wabah, proyeksi penurunan ini turut didukung oleh penurunan upah dan pekerja migran yang cenderung lebih rentan kehilangan pekerjaan selama krisis ekonomi di negara tempat mereka bekerja.

Baca Juga: Pendapatan Iklan Turun, Saham Emiten Media Dibilang Masih Menarik, Kok Bisa?

Bank Dunia memproyeksi pengiriman uang ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (low and middle-income countries/LMICs) akan turun 19,7% menjadi US$ 445 miliar.

Di sisi lain, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dana remitansi PMI yang mengalir pada saat lebaran tahun 2019 adalah sebesar Rp 138 triliun, atau meningkat 7,8% dari tahun 2018 sebesar 128 triliun.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×