Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Panglima TNI Moeldoko mengatakan, ia memahami permasalahan yang kini tengah menjerat PT Asabri (Persero).
Sebagai Panglima TNI, Moeldoko bilang tidak memiliki otoritas dengan Asabri yang dikelola oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski pun Asabri menghimpun dana anggota TNI dan Polri.
"Memang uangnya prajurit TNI dan kepolisian juga ada di situ, di himpun," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Selasa (14/1).
Baca Juga: Pengamat: Kasus Asabri lebih sensitif ketimbang Jiwasraya
Mantan Panglima yang saat ini menjabat Kepala Staf Presiden juga bilang dana Asabri untuk menginventarisir perumahan. Asabri mendata jumlah kebutuhan perumahan anggota TNI dan Polri.
Setelah dindata, Asabri akan menyesuaikan dengan kemampuan untuk penyediaan rumah. Hubungan Asabri dengan intansi TNI dan Polri hanya sebatas hal tersebut. "Jadi sampai batas di situ, manajemen Asabri sama sekali kita nggak ngerti itu," terang Moeldoko.
Baca Juga: BPK: Investigasi Asabri dilakukan oleh BPKP atas perintah Rini Soemarno
Moeldoko juga menceritakan selama ia menjabat sebagai Panglima TNI tak ada masalah terkait kebutuhan keuangan dari Asabri. Meskipun saat ini Asabri dinilai memiliki masalah keuangan.
Sebelumnya Asabri dinilai salah mengelola penempatan dana. Kabarnya, portofolio saham milik Asabri anjlok hingga 90%. Kerugiannya pun disebut-sebut mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Ditelusuri, penyebab ambruknya kinerja asuransi pelat merah ini karena pengelolaan penempatan dana investasi.
Baca Juga: Selain eks Dirkeu Jiwasraya, Benny Tjokro juga jalani pemeriksaan Kejagung
Sementara itu sebelumnya Presiden Joko Widodo juga melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso di Istana Kepresidenan. Namun, Wimboh membantah pertemuan itu membahas mengenai Asabri.
"Bahas umum saja, bahas ekonomi, bahas keuangan, nggak ada topik khusus, nggak secara khusus (bahas Asabri dan Jiwasraya), umum saja," ungkap Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News