Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai diterjunkan di Provinsi Riau. Hari pertama, sebanyak 800 kilogram garam disebar dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Siak dan Bengkalis untuk turunkan hujan.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yudi Anantasena mengatakan, pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Riau sesuai Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan tanggal 28 Februari 2020.
“Dalam hal ini, BPPT salah satunya mengemban tugas melaksanakan operasi modifikasi cuaca,” kata Yudi dalam siaran pers pada Jumat (12/3).
Baca Juga: LSM lingkungan soroti kebijakan pemerintah dalam pengendalian karhutla
Jon Arifian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-BPPT mengatakan, operasi TMC di Provinsi Riau rutin dilaksanakan hampir setiap tahun. Target kegiatan TMC saat ini diutamakan untuk melakukan tindakan preventif dengan pembasahan lahan gambut namun tidak menutup kemungkinan jika sudah terjadi titik panas atau titik api, TMC juga berupaya untuk melakukan pemadaman.
"Berdasarkan historis fluktuatif jumlah titik hotspot meningkat pada Maret dan periode puncak pada Agustus hingga September,” kata Jon.
Tim TMC mengerahkan satu armada pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2103 milik TNI AU. Adapun jumlah personil dari BBTMC-BPPT berjumlah 11 orang yang terdiri dari 7 orang yang bertugas di Posko TMC dan 4 orang lainnya di Pos Meteorologi (Posmet). Dibantu dengan 11 crew TNI-AU untuk operasikan pesawat Casa 212-200 dan 1 orang dari BMKG pusat yang berkoordinasi dengan BMKG Riau. Posko TMC Siaga Darurat Karhutla dipusatkan di area Lanud Roesmin Nurjadin Riau.
Lebih lanjut, Jon menyebut, upaya preventif penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilaksanakan sejak tahun lalu, bekerjasama BBTMC-BPPT dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta TNI-AU untuk dukungan pesawat dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk pemantauan cuaca.
“Faktor kelembaban tanah gambut menjadi hal yang penting. Dengan tetap terjaganya kelembaban tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang,” ujarnya.
Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko Pekanbaru Adi Bayu mengatakan hari pertama, Rabu (10/3) kemarin, tim TMC melaksanakan satu sorti penerbangan dengan pesawat Casa A-2103 pada pukul 15.40 – 17.00 WIB dengan target penyemaian di Kabuoaten Siak dan Bengkalis. Penyemaian dilakukan pada ketinggian 9.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.
“Hasil pantauan citra radar cuaca BMKG kemarin terpantau awan-awan potensial berada di Barat Laut – Utara dari Kota Pekanbaru. Hasil observasi tim flight scientist pada penerbangan terpantau adanya awan-awan Cumulus di Kab. Siak, Kampar dan Bengkalis dengan ketinggian puncak awan sekitar 10.000 - 12.000 kaki,” ujar Adi.
Berdasarkan citra radar BMKG, lanjut Adi Bayu, terpantau hujan di sekitar Kabupaten Siak dan Bengkalis Provinsi Riau pada pukul 16.40 - 17.00 WIB. Menurut Adi Bayu, dalam beberapa hari kedepan di Provinsi Riau masih berpeluang untuk terjadinya pertumbuhan awan yang potensial untuk dilakukan penyemaian.
Selanjutnya: Antisipasi kebakaran hutan dan lahan, pemerintah siapkan modifikasi cuaca
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News