kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modal Asing Hengkang Rp 1,36 Triliun Pada Pekan Keempat Maret 2024


Selasa, 02 April 2024 / 14:40 WIB
Modal Asing Hengkang Rp 1,36 Triliun Pada Pekan Keempat Maret 2024
ILUSTRASI. Dana asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 1,36 triliun pada 25-27 Maret 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Terdapat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan dalam negeri pada pekan keempat Maret 2024. Berdasarkan data transaksi yang dihimpun Bank Indonesia (BI) periode 25 hingga 27 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 1,36 triliun.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, dana asing keluar baik dari pasar surat berharga negara (SBN), pasar saham, serta Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Terdiri dari jual neto Rp 0,97 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp 0,74 triliun di SRBI,” ujar Erwin dalam siaran pers, Selasa (2/4).

Seiring dengan hengkangnya dana asing dari pasar keuangan domestik, premi risiko investasi Indonesia juga naik tipis. Terlihat dari premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 27 Maret 2024 sebesar 71,39 bps, atau naik dibandingkan 22 Maret 2024 sebesar 70,90 bps.

Baca Juga: Dana Asing Hengkang dari Pasar Keuangan RI Akibat Kebijakan The Fed yang Tak Pasti

Lebih lanjut, selama tahun berjalan 2024 atau dari Januari 2024 hingga 27 Maret 2024, nonresiden tercatat beli neto di pasar saham dan SRBI.

Data setelmen hingga 27 Maret 2024 menunjukkan nonresiden beli neto Rp 28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 20,05 triliun di SRBI.

Sedangkan di pasar SBN, data setelmen hingga 27 Maret 2024 menunjukkan asing jual neto Rp 33,31 triliun.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×