kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitigasi Iklim dan Geopolitik, RI Dorong Penguatan Sistem Cadangan Beras Regional


Senin, 01 Mei 2023 / 10:55 WIB
Mitigasi Iklim dan Geopolitik, RI Dorong Penguatan Sistem Cadangan Beras Regional
ILUSTRASI. Pekerja memanggul karung berisi beras di gudang milik Perum Bulog Kantor Wilayah Sumsel-Babel di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/3/2023).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia mendorong penguatan sistem pengelolaan Cadangan Beras Regional. Hal tersebut sebagai upaya antisipasi terhadap dampak perubahan iklim serta penanggulangan bencana alam di kawasan Asia.

Masukkan penguatan sistem pengelolaan cadangan beras regional disampaikan pemerintah Indonesia dalam Sidang ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) ke-11 yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Rachmi Widiriani mengatakan, APTERR memiliki peran dalam memastikan ketahanan pangan regional terutama pada saat situasi darurat seperti bencana alam, pandemi Covid-19, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Cadangan Pangan Minyak Goreng, Tahap Awal 100.000 Ton

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, upaya penguatan ketahanan pangan dan gizi perlu dibangun bersama-sama dengan negara sahabat guna menjaga stabilitas ketahanan pangan kawasan," ungkap Rachmi dalam keterangan tertulis, Senin (1/5).

Menurutnya, APTERR dapat berperan sebagai penyangga ketahanan pangan di wilayah ASEAN dan Asia Timur. Di antaranya dalam memfasilitasi perdagangan, memastikan kelancaran logistik dan rantai pasok, serta mempercepat pengiriman pangan dan pertanian dari hulu ke hilir.

Adapun untuk memperkuat ketahanan pangan jangka panjang, ASEAN akan mengembangkan pangan dan pertanian yang kuat melalui promosi digitalisasi, pembiayaan inovatif, ketahanan iklim, dan peningkatan kapasitas petani skala kecil.

Selanjutnya, Indonesia juga mendorong pengembangan sistem peringatan dini (early warning system) untuk memprediksi kondisi ketahanan pangan regional yang akan datang.

Baca Juga: Masih Rendah, Total Serapan Dalam Negeri Bulog Baru Mencapai 265.000 Ton

Sistem ini tidak hanya fokus pada aspek produksi pangan saja, namun juga memperhitungkan volatilitas harga pangan, pasokan input pertanian, situasi konsumsi pangan, hingga faktor-faktor lainnya.

"Pengembangan sistem peringatan dini ini dapat dilakukan melalui ASEAN Food Security Information System (AFSIS)," imbuhnya.

Menurutnya, kerjasama antar wilayah dan penguatan cadangan pangan nasional dan regional diperlukan untuk memperkuat ketersediaan dan pasokan pangan, terutama dalam mengantisipasi terjadinya perubahan cuaca seperti El Nino dan situasi geopolitik yang dapat berdampak pada krisis pangan.

Sebagai informasi, APTERR merupakan kelompok kerja di bawah kerangka ASEAN dan tiga negara mitra (Jepang, Korea Selatan dan China) yang fokus untuk pengembangan cadangan pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan regional.

Baca Juga: Bapanas Sebut Suplai Beras untuk Bantuan Pangan dan SPHP Tetap Berjalan Normal

Tujuan utama APTERR ialah untuk memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan pengentasan gizi buruk bagi para anggotanya tanpa mendistorsi perdagangan normal, sedangkan tujuan bersama APTERR adalah terjaminnya ketahanan pangan di kawasan ASEAN Plus Three (APT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×