kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meski Yakin Tak Akan Resesi Pangan, Bapanas Tetap Minta Pemerintah Waspada


Senin, 24 Oktober 2022 / 14:52 WIB
Meski Yakin Tak Akan Resesi Pangan, Bapanas Tetap Minta Pemerintah Waspada
ILUSTRASI. Meski Yakin Tak Akan Resesi Pangan, Bapanas Tetap Minta Indonesia Waspada. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis Indonesia tak akan kekurangan pangan. Bapanas mengatakan, stok pangan Indonesia relatif aman untuk beberapa waktu mendatang, di tengah ketidakpastian yang tinggi. 

Meski begitu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, Indonesia tetap perlu waspada dan berupaya untuk tetap menjaga ketahanan pangan dalam negeri. 

“Kalau kita bicara soal resesi pangan (kekurangan pangan), mudah-mudahan tidak. Namun, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kita tetap harus waspada,” terang  dalam Astawa acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Sulawesi Selatan, Senin (24/10). 

Baca Juga: Krisis Pangan Mengancam, Begini Kesiapan Kementan

Optimisme Astawa ini seiring dengan ketahanan stok beras aman untuk 88 hari. Ketahanan stok jagung aman untuk 52 hari. Ketahanan bawang merah aman untuk 30 hari, cabai besar 12 hari, daging lembu 28 hari, daging ayam ras 62 hari, telur ayam ras 3 hari, gula konsumsi 149 hari, dan minyak goreng 77 hari. 

Namun, Astawa cukup menyoroti terkait ketersediaan kedelai, khususnya di daerah Jawa karena banyaknya pengrajin tahu dan tempe. Dengan demikian, komoditas kedelai sangat diperlukan sebagai bahan baku. Adapun, ketahanan stok kedelai sekitar 7 hari. 

Sedangkan kewaspadaan yang perlu dibangun, seiring dengan tidak semua wilayah Indonesia mengalami surplus pangan. Ada juga daerah yang bahkan mengalami defisit stok pangan. Ini yang kemudian mendorong peningkatan inflasi. 

Untuk itu, ia meminta semua otoritas terkait, termasuk pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk bergandeng tangan dalam mengatasi inflasi di setiap daerah. Salah satunya, dengan menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran, distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi yang efektif. 

Baca Juga: Kementan Dorong Petani Milenial Bangun Kelembagaan Berbasis Korporasi

Dalam hal ini, ia cukup mengapresiasi adanya lima cadangan pangan. Cadangan pangan ini terdiri dari cadangan pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah Provinsi, cadangan pangan Pemerintah Kabupaten Kota, cadangan pangan pemerintah desa dan cadangan masyarakat.

"Ini harus kita kendalikan dengan baik, yang baik Pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang wajar. Sebab jika pemerintah tidak memiliki cadangan pangan yang wajar akan dikendalikan oleh spekulan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×