Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kasus pencurian sandal yang menarik perhatian khalayak ramai belum ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, kasus tersebut sudah rame dibicarakan media termasuk media asing.
Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrian Pasha mengakui, SBY sudah mengetahui hal tersebut. "Kami membaca di HL surat kabar media nasional mengenai pengumpulan seribu sandal. Presiden tentu sudah mengetahui karena mengikuti pemberitaan," katanya, Rabu (4/1).
Kendati sudah tahu, Julian mengatakan, presiden belum akan memberikan tanggapan. "Sementara ini belum ada," tegasnya.
Kasus ini berawal pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan negeri berinisial AAL. Dia mencuri sepasang sandal jepit milik oknum anggota polisi. Akibat perbuatannya, dia dipukuli dengan tangan dan benda tumpul. AAL juga terancam lima tahun bui. Kasusnya sedang diproses di pengadilan.
Hal ini mendorong simpati publik. Berbagai elemen masyarakat didukung oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat, beramai-ramai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Di sejumlah daerah berdiri posko pengumpulan sandal jepit, untuk diberikan pada oknum polisi Briptu AR supaya tidak perlu beli sandal seumur hidup.
Kasus AAL tak hanya menjadi perhatian publik nasional. Dunia pun memberitakan skandal sandal jepit ini. Sejumlah media internasional memberitakan kasus ini. Misalnya situs The News Zealand Herald, hari ini memuat berita berjudul, "Indonesia's new symbol for injustice: Sandals" atau "Simbol ketidakadilan di Indonesia: Sandal".
Berita serupa juga dimuat media lainnya, yakni, Washington Post, Boston Globe, Hindustan Time, dan CTV Winnipeg. Mereka juga menyoroti soal diskriminasi hukum yang terjadi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News