kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   -11,00   -0,07%
  • IDX 6.832   -36,83   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,96   -0,70%
  • LQ45 759   -5,45   -0,71%
  • ISSI 223   -0,32   -0,14%
  • IDX30 391   -4,30   -1,09%
  • IDXHIDIV20 455   -5,86   -1,27%
  • IDX80 111   -0,73   -0,66%
  • IDXV30 113   -0,84   -0,73%
  • IDXQ30 127   -1,26   -0,99%

Meski sudah tahu, SBY belum tanggapi kasus pencurian sandal


Rabu, 04 Januari 2012 / 12:08 WIB
Meski sudah tahu, SBY belum tanggapi kasus pencurian sandal
ILUSTRASI. Grup kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt dan didampingi tiga kapal perang memasuki Laut China Selatan untuk mempromosikan "kebebasan laut".


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kasus pencurian sandal yang menarik perhatian khalayak ramai belum ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, kasus tersebut sudah rame dibicarakan media termasuk media asing.

Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrian Pasha mengakui, SBY sudah mengetahui hal tersebut. "Kami membaca di HL surat kabar media nasional mengenai pengumpulan seribu sandal. Presiden tentu sudah mengetahui karena mengikuti pemberitaan," katanya, Rabu (4/1).

Kendati sudah tahu, Julian mengatakan, presiden belum akan memberikan tanggapan. "Sementara ini belum ada," tegasnya.

Kasus ini berawal pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan negeri berinisial AAL. Dia mencuri sepasang sandal jepit milik oknum anggota polisi. Akibat perbuatannya, dia dipukuli dengan tangan dan benda tumpul. AAL juga terancam lima tahun bui. Kasusnya sedang diproses di pengadilan.

Hal ini mendorong simpati publik. Berbagai elemen masyarakat didukung oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat, beramai-ramai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Di sejumlah daerah berdiri posko pengumpulan sandal jepit, untuk diberikan pada oknum polisi Briptu AR supaya tidak perlu beli sandal seumur hidup.

Kasus AAL tak hanya menjadi perhatian publik nasional. Dunia pun memberitakan skandal sandal jepit ini. Sejumlah media internasional memberitakan kasus ini. Misalnya situs The News Zealand Herald, hari ini memuat berita berjudul, "Indonesia's new symbol for injustice: Sandals" atau "Simbol ketidakadilan di Indonesia: Sandal".

Berita serupa juga dimuat media lainnya, yakni, Washington Post, Boston Globe, Hindustan Time, dan CTV Winnipeg. Mereka juga menyoroti soal diskriminasi hukum yang terjadi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×