kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

SBY minta BI dan pemerintah menekan suku bunga kredit


Senin, 02 Januari 2012 / 16:17 WIB
ILUSTRASI. Hestu Yoga Saksama


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Bank Indonesia (BI) dan pemerintah berkerjasama untuk menekan suku bunga kredit. Tujuannya yakni untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya menggerakkan sektor riil.

"Suku bunga harus disesuaikan di satu sisi untuk menjaga inflasi dan untuk financing dunia usaha dan sektor industri bergerak. Semua itu harus kita jaga," katanya SBY saat berbincang dengan pelaku pasar modal di gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (2/01).

SBY meminta BI dan pemerintah melakukan sinkronisasi kebijakan yang tepat dalam mendorong distribusi modal ke sektor riil, namun tetap memperhatikan angka inflasi. "Tetapi jangan sampai suku bunga tidak tepat, dengan demikian ekonomi menjadi tidak bergerak. Kita punya sektor riil," katanya.

SBY mengaku telah melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden Boediono, Menteri koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Ketua KEN Chairul Tanjung, serta jajaran Kadin dan Apindo menyangkut hal tersebut.

Menurut SBY, dibutuhkan kebijakan fiskal dan kebijakan perbankan yang memungkinkan sektor rill mendapatkan likuiditas yang penting untuk berinvestasi. "Ini mix kebijakan BI dan pemerintah. Dengan sinergi ini, saya berharap sektor riil bergerak," katanya.

Penekanan SBY ini sehubungan dengan masuknya Indonesia dalam daftar investment grade setelah 14 tahun masa penantian. Menurutnya, dampak investment grade memberikan pengaruh positif seperti kepercayaan global terhadap Indonesia, yang nantinya berujung pada semakin banyaknya penanaman modal di dalam negeri.

Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan atau BI rate tetap pada angka 6%. Namun itu belum mampu mendorong perbankan dalam negeri untuk menurunkan suku bunga kredit. Tidak heran jika suku bunga kredit Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×