Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian memastikan persediaan cabai aman menjelang Ramadan. Meskipun harga cabai terpantau naik sejak awal tahun 2024.
Melansir dari Data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (27/2) pukul 10:30 WIB, harga cabai rawit merah naik 1,86% menjadi Rp 65.030 per kg. Sedangkan harga cabai merah keriting turun 0,74% menjadi Rp 68.060 per kg.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Andi Muhammad Idil Fitri menyebutkan berdasarkan data Early Warning System (EWS) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, ketersediaan aneka cabai di bulan Februari ini diperkirakan aman.
"Produksi cabai rawit utamanya berasal dari Kabupaten Malang sebanyak 15.233 ton, di Temanggung sebanyak 7.200 ton, dan di Garut sebanyak 6.950 ton," kata Idil dalam keterangan resminya, Selasa (27/2).
Baca Juga: El Nino Masih Jadi Ancaman, Mentan Pastikan Pasokan Beras Aman Saat Ramadan
Untuk komoditas cabai besar, produksi utamanya berasal dari Kabupaten Sleman sebanyak 17.028 ton, Garut sebanyak 9.466 ton, dan Bandung sebanyak 3.795 ton.
Dengan kondisi pertanaman cabai mulai banyak di wilayah sentra, Andi Idil menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan cabai.
"Karena banyak petani yang sudah mulai menanam cabai, tentunya kebutuhan cabai di masa Ramadhan dan Idul Fitri kita prediksikan aman. Kami juga memiliki champion cabai yang selalu siap siaga dengan stok di lapangan dan tentunya siap terlibat aktif untuk penanganan stok cabai," tutur Idil.
Sebagai langkah antisipasi meningkatnya harga yang biasa terjadi jelang Ramadan dan Idul Fitri, Idil mengatakan, Kementan menyiapkan sejumlah langkah. Salah satunya melalui kebijakan pengamanan buffer stok atau penggunaan skema dengan tujuan untuk menstabilkan harga di pasar yang fluktuatif.
”Pengamanan buffer stock dilakukan melalui pengamanan panen di sentra produksi melalui skema kemitraan dengan petani champion, ” terangnya.
Senada, Ketua Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo menyampaikan strategi pemerintah dalam menggerakkan para champion dalam menjaga pasokan cabai sangat efektif.
“Dengan koordinasi yang kuat dan kerja sama antara pemerintah dan mitra binaan, semua bisa dikelola dan dirancang dengan baik utamanya dalam pengamanan pasokan jelang HBKN. Jelang Ramadan kali ini pun kami siap terlibat aktif dalam penyediaan produk cabai untuk masyarakat,” ucap Tunov.
Baca Juga: Kuota Pupuk Subsidi Tahun Ini Ditambah Menjadi 9,5 Juta Ton
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Heri Suntoro menyampaikan, saat ini hasil panen cabai berasal dari berbagai kecamatan yang menjadi sentra produksi, seperti Kecamatan Dampit, Poncokusumo, Tumpang, Karangploso, dan Pujon seluas 5.784 hektare.
Selain itu, terdapat pula pertanaman cabai usia dua bulan yang ditanam pada Desember 2023 sampai dengan Februari 2024 seluas 3.408 hektare dengan sentra di Kecamatan Poncokusumo, Wajak, Tumpang, Karangploso, Pujon, Ngantang, dan Dampit untuk pengamanan masa Ramadan dan Idul Fitri.
"Meskipun kondisi pertanaman cabai rawit tidak maksimal terkena imbas El Nino serta serangan thrips dan virus kuning, namun hasil produksi cabai di Malang masih cukup melimpah sehingga bisa memenuhi permintaan pasar lokal serta dikirim juga ke Pasar Induk Pare," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News