Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mungkin tidak menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023.
Dengan demikian, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada bulan ini akan tetap berada di level 5,75%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, ini seiring dengan kondisi inflasi yang terjangkar dan nilai tukar rupiah yang stabil.
"Cadangan devisa meningkat, rupiah stabil, dan inflasi terjangkar dengan baik. Pun dengan inflasi inti turun pada Januari 2023," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (12/2).
Baca Juga: Prospek Reksadana Pendapatan Tetap Positif di Tahun 2023, Ini Sentimennya
Bila menilik data inflasi terkini Indonesia. Pada Januari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi sebesar 5,28% secara tahunan atau year on year (yoy) atau lebih rendah dari inflasi Desember 2022 yang sebesar 5,51% yoy.
Sedangkan inflasi inti Januari 2023 tercatat sebesar 3,27% yoy, atau juga melandai dari inflasi inti pada Desember 2022 yang sebesar 3,36% yoy.
Selain melihat data tersebut, Josua juga menyebut sudah terlempar sinyal BI dengan jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan ke depan.
Pada Januari 2023 lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo berulang kali menekankan bahwa kenaikan suku bunga acuan sebesar 225 bps dari Agustus 2022 hingga Januari 2023 sudah terukur.
Baca Juga: Menakar Tuah Musim Laporan Keuangan dalam Mengangkat Laju IHSG
"Dengan sinyal dan kata kunci yang makin gamblang tersebut, yaitu memadai, maka mungkin suku bunga acuan pada bulan Februari 2023 tak akan berubah," tambah Josua.
Lebih lanjut, Josua juga melihat kemungkinan tak ada kenaikan suku bunga acuan lagi hingga akhir tahun 2023.
Ini seiring dengan optimisme inflasi yang akan bergerak rendah kembali ke target BI di semester II-2023 dan potensi penguatan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Turun Pekan Lalu, IHSG Masih Berpotensi Tertekan Pekan Ini
Namun, Josua juga tak menutup kemungkinan masih ada kemungkinan kecil BI untuk menaikkan suku bunga acuan maksimal 25 bps bila ketidakpastian meningkat.
"Kalau nilai tukar rupiah dan inflasi stabil, kemungkinan suku bunga ditahan di 5,75% sampai akhir tahun. Namun, kalau ada kemungkinan naik, maksimal ke 6%. Tergantung inflasi dan rupiah," tandas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News