kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Menteri PPN/Bappenas Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Melambat pada 2022-2023


Senin, 21 Februari 2022 / 15:27 WIB
Menteri PPN/Bappenas Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Melambat pada 2022-2023
ILUSTRASI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa (kanan) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1/2022).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengungkapkan, ekonomi global pada 2022 dan 2023 diperkirakan akan lebih lambat dibandingkan tahun 2021.

Perlambatan tersebut menurutnya akan memberikan efek risiko hard landing atau menurun secara drastis untuk negara berkembang.

“Selain itu, risiko yang harus dihadapi adalah karena isu perubahan China terkait rencana beralih ke energi terbarukan atau ramah lingkungan menimbulkan peningkatan risiko dalam keuangan,” tutur Suharso, dalam Diskusi Publik Forum Masyarakat Statistik: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi secara virtual, Senin (21/2).

Baca Juga: Bank Indonesia Proyeksi Transaksi LCS Tumbuh 10% pada 2022

Risiko keuangan ini karena akan banyak perusahaan padat karbon menghadapi profitabilitas yang lemah dan kerentanan likuiditas.

Selain itu, The Fed akan melakukan tapering off dan normalisasi suku bunga seiring dengan inflasi yang tinggi. Sehingga menurutnya, likuiditas global akan berkurang dan volatilitas akan meningkat.

“Kita tahu AS tingkat inflasi lagi tinggi mencapai 7,5%, dan tingkat penganggurannya tinggi 4,5% dan The Fed akan melakukan tapering off. Indonesia apakah akan mendapat masalah karena ini, bisa dilihat dari porsi kepemilikan surat utang negara,” jelas Suharso.

Baca Juga: Sejumlah Bank Masih Akan Andalkan SBN untuk Mengoptimalkan Likuiditas

Lebih lanjut, Ia menyebut adanya pandemi Covid-19 yang masih dalam ketidakpastian juga akan terus menimbulkan polemik. Teranyar, adanya varian Omicron yang tingkat penularannya lebih parah dari varian sebelumnya, meskipun efek yang ditimbulkan tidak parah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×