kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Menteri ESDM menolak kenaikan harga LPG 12 kg


Rabu, 06 Maret 2013 / 10:30 WIB
Menteri ESDM menolak kenaikan harga LPG 12 kg
ILUSTRASI. Bukan Hanya Menyehatkan Jantung, Ini 5 Manfaat Bersepeda lainnya


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Rencana PT Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada pertengahan Maret 2013 ini tidak mendapat restu pemerintah. Pasalnya, kondisi keuangan perusahaan minyak pelat merah dinilai masih sehat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik bilang, selama ini Pertamina masih mengeruk keuntungan cukup besar. Pada 2012, misalnya, laba Pertamina mencapai Rp 25,89 triliun.

Lantaran labanya masih besar, Jero menilai, tidak sepatutnya Pertamina mengusulkan kenaikan harga elpiji 12 kg. Kalau pun bisnis penjualan elpiji 12 kg merugi, sebaiknya Pertamina melakukan subsidi silang dari bisnis lain yang menguntungkan.

Menurut Jero, hal itu sangat mungkin dilakukan karena potensi kerugian dari penjualan 12 kg hanya sebesar Rp 5 triliun. "Saya kemarin lihat, Pertamina setor dividen sekian Rp 7,74 triliun. Kan, yang ini ruginya hanya berapa triliun, jadi mesti dihitung," jelasnya, Selasa (5/3).

Menurut Jero, kenaikan harga elpiji 12 kg harus melalui pertimbangan matang. Soalnya, hal ini bisa berdampak pada daya beli masyarakat dan bisa memicu inflasi.

Kendati sudah ada tanggapan dari ESDM, pemerintah sendiri belum memutuskan jadi tidaknya kenaikan elpiji 12 kg tersebut. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa bilang, pihaknya masih terus mengkaji keinginan Pertamina untuk menaikkan harga elpiji 12 kg.

Kajian itu meliputi beberapa hal, seperti pemilihan waktu, efek ke masyarakat, dan juga kemungkinan adanya migrasi ke elpiji 3 kg. Menurut Hatta, diperlukan survei langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang valid. "Keputusannya itu harus ada fondasinya. Jangan sampai malah lari ke 3 kg dan akibatnya subsidi meningkat. Kalau itu terjadi kan repot," ungkapnya.

Beberapa kali, Pertamina mengusulkan rencana kenaikan harga elpiji 12 kg ini sejak 2011 lalu. Namun, pemerintah tidak juga memberikan lampu hijau. Nah tahun ini, tampaknya bakal ada penolakan lagi lantaran pemerintah khawatir efek lebih besar ke inflasi dan adanya migrasi yang membuat subsidi energi bisa bengkak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×