kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentan belum sepenuhnya sepakat soal impor beras


Selasa, 19 Juli 2011 / 23:08 WIB
Mentan belum sepenuhnya sepakat soal impor beras
ILUSTRASI. IHSG hari ini (9/10) menuju ke 5.061. Setelah pada Kamis (8/10), IHSG menguat 0,70% ke level 5.039,14. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Yudho Winarto |

JAKARTA. Menteri Pertanian, Suswono tampaknya belum sepenuhnya sepakat untuk melakukan impor beras. Pasalnya sampai saat ini panen raya masih berlangsung.

"Panen masih berlangsung sampai dengan Agustus dan memasuki masa tanam pada September. Sedangkan masa paceklik akan masuk pada Oktober, November dan Desember," katanya di kantor Wakil Presiden, Selasa (19/7).

Suswono justru meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk lebih mengoptimalkan penyerapan beras petani dalam negeri sebelum memutuskan untuk impor. Menurutnya, berdasarkan informasi ada sejumlah gudang Bulog yang justru dalam kondisi penuh. "Jangan sampai seperti yang terjadi di Aceh gudang Bulog saat ini penuh. Otomatis dengan alasan gudang penuh tidak mau menyerap , ini jangan sampai terjadi,” jelasnya.

Impor dilakukan setelah berbagai upaya dilakukan, kondisi stok beras dalam negeri masih tetap kekurangan. Suswono menuturkan stok Bulog sekarang ini mencapai 1,6 juta ton. Bulog memiliki kewajiban untuk menyalurkan beras miskin (raskin) setiap bulannya sebesar 250 ribu ton. Sedangkan untuk pemerintah harus memiliki cadangan beras pemerintah 500 ribu ton. "Di akhir tahun posisi stok minimal 1,5 juta ton. Tentu saja ini harus tetap dijaga bulog," katanya.

Salah satu cara untuk mengoptimalkan penyerapan beras petani melalui Satgas-Satgas bulog. "Minta supaya Satgas Bulog dihidupkan kembali. Dengan itu Bulog bisa mendapatkan harga yang bersaing. Terlebih Presiden sudah mengeluarkan Inpres No.8 tahun 2011 untuk Bulog bisa leluasa menyerap beras petani," katanya.

Terkait target peningkatan produksi gabah keringa giling (GKG) tahun ini sebesar 7 % atau sekitar 70 juta sulit tercapai tanpa ada bantuan tambahan anggaran dalam APBN-P. "Kalau berdasarkan angka ramalan II kemarin kan kita sudah penuhi target untuk upaya pencapaian 68 juta ton pada tahun. Namun untuk peningkatan tujuh persen itu memang kita masih butuh tambahan anggaran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×