kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mensos pastikan kasus ibu terlilit utang bank keliling mendapatkan PKH


Selasa, 21 Mei 2019 / 15:51 WIB
Mensos pastikan kasus ibu terlilit utang bank keliling mendapatkan PKH


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengabulkan harapan Ida Faridha (54) warga Kawarang untuk mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku telah menelusuri keberadaan ibu ida melalui pekerja sosial (Peksos) supervisor guna memberikan bantuan.

“Laporan dari Peksos supervisor menyebutkan ibu Ida memenuhi syarat untuk masuk dalam PKH karena yang bersangkutan ada tanggungan lansia,” tegas Agus dalam keterangan pers, Selasa (21/5).

Kesulitan ekonomi yang ditanggung ibu Ida, dikatakan Agus karena ibu Ida terlilit utang bank keliling dengan bunga yang sangat besar. Hal ini membuat ia tidak bisa berjualan soto kembali.

“Kondisi perekonomian bu Ida Faridha sangat memprihatinkan karena untuk saat ini sudah habis modal dan tidak bisa berjualan soto lagi, karena terlilit utang Bank Emok dan Bank keliling. Di samping itu ia juga mempunyai anak tamatan SMK namun masih menganggur. Tentu ini harus kita pikirkan jalan keluarnya,” tambah Agus.

Agus menjelaskan presiden Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk gerak cepat jika ada masyarakat miskin yang belum mendapatkan bantuan. “Gerak cepat ini merupakan wujud negara hadir di tengah masyarakat. Masyarakat harus diringankan bebannya,” terang Agus.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat mengatakan PKH hadir untuk meringankan beban masyarakat tidak mampu di Indonesia karena dalam bantuan ini masyarakat juga diberikan bekal untuk dapat keluar dari masalah kemiskinan.

“Dalam program PKH keluarga penerima manfaat diberikan edukasi bagaimana bisa memperbaiki perekonomian mereka melalui pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2),” kata Harry.

Harry mencontohkan salah satu materi yang diberikan dalam P2K2 tersebut adalah bagaimana melakukan pengelolaan keuangan keluarga.

“Dalam kasus ibu Ida, nanti yang bersangkutan akan diberikan edukasi bagaimana mengelola modal dan keuangan supaya tidak terlilit utang lagi,” tambah Harry.

Selain akan menerima PKH, ibu Ida juga akan mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT).

Seperti diketahui  kisah Ida Faridha menjadi viral setelah ia membawa spanduk bertuliskan “Dijual Ginjal Demi Sesuap Nasi”.

Aksi Ida ini menyita perhatian pengguna kendaraan bermotor di traffic light Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pekan kemarin. Dengan ekspresi wajah penuh harap, Ida Farida ingin banyak orang bersimpati dengannya.

Janda asli Karawang ini memilih datang ke ibu kota demi menarik simpati banyak kalangan. Dia datang sendirian, dan naik transportasi umum dengan modal pinjaman tetangga.

Perempuan berkulit gelap ini datang ke Jakarta dari Karawang, Jawa Barat sejak pukul 07.00 WIB. Dia kuat berdiri, walau dalam kondisi puasa demi menyita perhatian warga ibu kota.

"Selagi saya mampu usaha saya lakukan, saya datang ke sini harapannya bisa bikin orang. Mereka biar bisa terketuk hatinya untuk mau kasih modal buka warung soto tangkar nanti," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×