kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.849   -109,00   -0,69%
  • IDX 7.494   2,48   0,03%
  • KOMPAS100 1.160   1,22   0,10%
  • LQ45 919   -0,74   -0,08%
  • ISSI 227   0,98   0,43%
  • IDX30 473   -1,54   -0,33%
  • IDXHIDIV20 570   -2,10   -0,37%
  • IDX80 133   0,15   0,12%
  • IDXV30 141   0,01   0,01%
  • IDXQ30 158   -0,39   -0,25%

Menlu kirim laporan kerusuhan KJRI ke Presiden SBY


Senin, 10 Juni 2013 / 11:30 WIB
Menlu kirim laporan kerusuhan KJRI ke Presiden SBY
Promo Hypermart terbaru yang berlaku mulai 28-30 Desember 2021, beli banyak lebih hemat menjelang akhir tahun ini.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menerima laporan tentang adanya kerusuhan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Menurut Faizasyah, laporan itu dikirim oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Namun, menurut Faizasyah, saat ini Presiden SBY masih belum memberikan instruksi lebih lanjut terkait laporan tersebut. “Masih dipelajari. Menlu sudah siapkan laporan. Presiden akan mengikuti terus perkembangan yang terjadi," ujar Faizasyah di Istana Negara, Senin (10/6).

Saat ini, pihak Istana sudah mengetahui adanya korban asal Indonesia akibat kerusuhan tersebut. Meski demikian, jumlah korban masih terus diverifikasi mengingat laporan dari KJRI masih belum final.

Sejauh ini pihak Istana mendapatkan laporkan adanya satu orang petugas keamanan KJRI yang mengalami luka berat dan sedang dirawat di rumahsakit. Sementara mengenai korban meninggal pihak istana belum mendapatkan laporan resmi. Saat ini, KJRI masih terus melakukan update tentang data terbaru.

Faizasyah menambahkan, pemerintah memaklumi kondisi tersebut lantaran ada puluhan ribu warga negara Indonesia (WNI) yang meminta pelayanan. Sementara, kekuatan KJRI tidak bisa melayani orang sebanyak itu sekaligus. Padahal, pihak KJRI telah menghimbau untuk tidak memaksakan pelayanan dan menutup pelayanan karena kondisi yang tidak kondusif lagi.

Saat ini pemerintah mencatat ada sebanyak 43.000 WNI yang overstay di Arab Saudi. Setelah pemerintah Arab Saudi melakukan pemutihan terhadap warga asing, WNI beramai-ramai memperpanjang izin tinggal di negeri minyak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×