kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkominfo ingin hapus e-commerce dari DNI


Jumat, 27 Februari 2015 / 18:08 WIB
Menkominfo ingin hapus e-commerce dari DNI
ILUSTRASI. Kementerian BUMN mengusulkan PMN untuk cadangan investasi bagi enam perusahaan BUMN dengan total Rp 12,8 triliun ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sanny Cicilia

LOMBOK. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berencana mengeluarkan bisnis e-commerce dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Menkominfo dalam waktu dekat akan mendiskusikan hal ini dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Menkominfo Rudiantara berujar, untuk membesarkan ekosistem e-commerce di dalam negeri, perlu dilihat secara keseluruhan, di antaranya soal pendanaan. Permasalahan pendanaan ini bisa dikatakan adalah masalah utama dalam e-commerce.

"Kami ingin meninjau ulang bersama BKPM agar investasi di e-commerce atau start up digital bukan lagi tergolong Daftar Negatif Investasi (DNI)," ujarnya, Kamis (26/2).

Dia bilang, pemerintah sejatinya mendukung untuk melindungi bisnis ecommerce di dalam negeri. Hanya saja, adanya DNI akan membatasi gerak para pebisnis start up untuk memperoleh dana. Padahal, mereka perlu jangkauan modal seluas-luasnya, baik dari dalam maupun luar negeri agar bisa bertumbuh.

Lebih lanjut Rudiantara menceritakan, lantaran ada DNI, selama ini kucuran investasi dari luar negeri untuk ecommerce lokal dalam catatan pemerintah adalah hutang. "Hal itu kan merugikan karena para pebisnis start up kita harus bayar lagi ke luar. Tapi jika DNI dicabut, maka investasi itu akan masuk sebagai ekuitas, nah kalau nilai perusahaan semakin besar, sang pemilik bisa menjual lagi sahamnya, jadinya sama-sama untung," terang Rudiantara.

Seiring dengan upaya membuka investasi bagi asing untuk bisnis ecommerce, Menkominfo juga tengah menggodok teknis permodalan bagi ecommerce dari investasi taipan lokal. Rudiantara berujar, dirinya telah menemui lima taipan di Indonesia untuk mau membenamkan uangnya demi memperbesar ecommerce dalam negeri.

"Saya sudah bertemu dengan lima taipan, salah satunya James dari Lippo. Mereka semua menyambut baik, tapi perlu bagi kami menyusun aturan teknisnya dan memilih venture capital (vc) profesional dulu," ungkapnya.

Kata Rudiantara, akhir tahun ini pihaknya akan segera membentuk VC profesional itu. Dia belum bisa berbicara berapa besaran modal yang bakal ditaruh oleh masing-masing taipan di VC profesional ini. Harapannya para taipan mau mengucurkan total US$ 1 miliar pada akhir tahun nanti.

Sebelumnya, Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinarmas Group, mengaku telah disambangi Menkominfo terkait permodalan bagi start up. Pihak Sinarmas sangat setuju dan bersedia berpartisipasi. Namun, pihaknya masih menunggu teknis implementasinya seperti apa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×