kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menko Polhukam kecam pernyataan Tony Abbott


Rabu, 22 Januari 2014 / 15:14 WIB
Menko Polhukam kecam pernyataan Tony Abbott
ILUSTRASI. Armada kapal tongkang PT Hasnur Internasional Shipping Tbk.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengecam pernyataan Perdana Menteri (PM) Australia Tonny Abbott di Davos, Swiss.

Tony Abbott mengatakan bahwa upaya Angkatan Laut Australia dalam menghalau manusia perahu merupakan upaya untuk menegakkan kedaulatan terhadap negaranya yang harus dihormati.

Menurut Djoko, pernyataan Abbot tersebut harus dibarengi dengan pemahaman bahwa pemerintah Australia di bawah Abbott seharusnya juga paham dan mengerti apa arti kedaualatan sebuah negara yang tidak bisa dilanggar begitu saja.

"Pemerintah Australia di bawah pimpinan PM Tonny Abbott juga harus paham dan mengerti apa arti kedaualatan RI yang dilanggar begitu saja oleh Angkatan Laut Australia," ujar Djoko, Rabu (22/1).

Djoko mengatakan pengembalian pencari suaka yang sudah masuk ke wilayah negara manapun, termasuk Asutralia haruslah berdasarkan aturan internasional. Australia di bawah pimpinan Abbott, lanjut Djoko, harusnya menangani pencari suasa sesuai dengan amanat konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mantan Panglima TNI ini mengatakan, Abbott seharusnya tahu bahwa pencari suaka harus diurus bersama-sama dengan Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) dan organisasi internasional yang mengurusi migrasi (IOM).

"Jadi Indonesia akan terus meningkatkan patroli keamanan laut untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali," ujar Djoko memperingatkan Australia.

Sebelumnya, Abbott mengatakan Australia akan tetap mencegah kapal pencari suaka memasuki perairan mereka dan meminta Indonesia agar mengerti bahwa hal ini adalah masalah kedaulatan.

Abbott menyampaikan hal itu di Swiss pada hari Selasa (21/01). Ia mengatakan bahwa hubungan bilateral dengan Indonesia sangat penting dan menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "kawan Australia."

"Bagi kami, menghentikan kapal adalah masalah kedaulatan dan Presiden Yudhoyono seharusnya mengerti, dan ia memang mengerti, betapa seriusnya negara-negara di dunia memandang kedaulatan mereka," kata Abbott di Davos seperti dikutip dari BBC. "Kami akan terus melakukan tugas kami yaitu mengamankan perbatasan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×