Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui adanya kesalahan kebijakan dari sisi fiskal dan moneter.
Ia menegaskan perlambatan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir tidak bisa sepenuhnya dikaitkan dengan kondisi global.
Menurutnya, kebijakan dalam negeri juga turut memberi tekanan pada kinerja ekonomi nasional, terutama karena perekonomian Indonesia sangat bergantung pada permintaan domestik.
"Banyak keluar tagline Indonesia Gelap. Kita semua menunjuk ini gara-gara global. Padahal, ada kebijakan dalam negeri yang salah juga," ujar Purbaya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9/2025).
Baca Juga: Menkeu Purbaya Kena Sindir Anggota DPR, Boleh Koboy Tapi Ada Isinya
Ia menjelaskan, memasuki 2025, kondisi sempat membaik pada Januari hingga April. Pertumbuhan uang primer bahkan mencapai 7% pada April, sehingga ia optimistis Indonesia mulai keluar dari krisis. Namun, tren tersebut tak bertahan lama.
“Yang saya enggak tahu, Mei jatuh lagi, Juli jatuh, Agustus jatuh ke 0 persen,” katanya.
Purbaya menilai, perlambatan yang terjadi sepanjang 2024 akibat kebijakan moneter ketat sempat mulai pulih, tetapi kemudian kembali tertekan karena pengelolaan fiskal yang tidak optimal.
Ia menyoroti keterlambatan pemerintah dalam membelanjakan anggaran negara.
"Beliau (menkeu) rajin narik pajak. Tak apa-apa. Masuk ke Bank Sentral. Kalau dibelanjakan lagi tidak apa-apa. Tapi ini kan tidak (dibelanjakan). Ditaruh sana (bank sentral) santai-santai," pungkasnya.
Selanjutnya: Indonesia Masuk Daftar Tujuan Utama Investor Eropa di ASEAN
Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 September 2025, Beli 1 Gratis 1 Joyday-Kaluli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News