kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu: Potensi US$ 700 miliar dana asing masuk RI


Rabu, 07 Juni 2017 / 06:04 WIB
Menkeu: Potensi US$ 700 miliar dana asing masuk RI


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi atau investment grade dari Standard and Poor's (S&P) pada 19 Mei 2017 menjadi pendorong masuknya arus modal asing ke dalam negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan adanya potensi dana investasi dari luar negeri mencapai US$ 700 miliar yang akan masuk ke Indonesia pada tahun ini.

Menurut Sri Mulyani, selama ini banyak dana investasi yang terganjal masuk ke Indonesia. Sebab, mereka mensyaratkan Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional utama, yaitu Moody's, Fitch Ratings, dan S&P. Dengan telah mendapatkan rating layak investasi dari ketiganya, maka dana-dana itu seharusnya bisa masuk ke pasar keuangan dalam negeri. "Estimasinya ada sekitar investment fund yang dikelola sekitar US$ 700 miliar, berpotensi masuk untuk invest ke Indonesia," kata Menkeu di DPR, Selasa (6/6).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui, kenaikan peringkat utang dari S&P akan berdampak pada dua sisi. Pertama, tambahan investasi portofolio. Kedua, tambahan investasi asing langsung atau foreign direct investment (DFI).

"Ketika Indonesia mendapatkan rating investment grade, portofolio dari manajemen aset akan dibesarkan. Ada yang bisa meningkat dari enam jadi delapan persen. Jadi portofolio besar sehingga dia bisa menempatkan ke Indonesia lebih besar," tambah dia.

Sejauh ini, menurut Agus, dana asing ke Indonesia terus mengalir pasca 19 Mei 2017. Itu terutama pada surat utang negara (SUN), dimana jumlah dana asing di SUN mencapai Rp 756,89 triliun per 5 Juni 2017. Saat pengumuman S&P, dana asing di obligasi pemerintah tersebut hanya sebesar Rp 742,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×