Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, kondisi saat ini masih jauh dari harapan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Hitungan Sri Mulyani, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7%, dibutuhkan pertumbuhan investasi 21%.
Sementara itu berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan pembentukan modal domestik bruto (PMTB) atau investasi kuartal kedua tahun ini tercatat 5,06% year on year (YoY). Angka tersebut lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 5,57%.
"Jadi kalau sekarang (investasi) cuma tumbuh 5% itu berarti masih jauh untuk bisa pulih," kata Sri Mulyani, Jumat (5/8).
Menurutnya, melambatnya pertumbuhan PMTB di kuartal kedua tahun ini karena investor belum yakin terhadap kondisi ekonomi. Meskipun saat ini suku bunga cukup rendah setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya menjadi 6,5%, tapi investor masih menunggu.
"Pengusahanya belum mau pinjam karena dia lihat ekonominya belum pulih sekali. Buat dia kalau mau pinjam uang untuk melakukan kegiatan ekonomi apakah dalam bentuk modal kerja dan investasi dia harus punya confidence bahwa ekonominya membaik sehingga investasinya akan kembali," tambahnya.
Lebih lanjut menurutnya, beberapa sektor usaha belum mengalami perbaikan, seperti sektor pertambangan. Selain itu, kinerja ekspor impor juga masih negatif. Sementara beberapa sektor utama penyumbang pertumbuhan tumbuh stagnan.
Oleh karena itu, rencana revisi postur anggaran negara yang diputuskan pemerintah dilakukan agar kepercayaan investor kembali. Menurutnya, APBN merupakan instrumen pendorong ekonomi, bukan memberatkan ekonomi.
"APBN tidak menjadi sumber ketidakpastian, tetapi sumber kepastian. Dengan demikian diharapkan masyarakat dan pengusaha melihat pemerintah sudah jelas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News