Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Fransiska Firlana
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dibanding tahun lalu yaitu sekitar 3% dari PDB. Penyebabnya, impor barang modal dan impor minyak yang masih besar tahun ini.
Menanggapi prediksi BI tersebut, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah masih optimis defisit transaksi berjalan pada tahun ini bisa lebih baik dibanding tahun 2014. Impor minyak memang berpotensi meningkat karena harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi premium yang turun, namun biaya impor akan turun karena harga turun.
"Yah pokoknya lebih baik dari tahun 2014," ujarnya, Jumat (16/1). Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) memprediksi defisit transaksi berjalan pada tahun 2015 masih akan berada pada level 3% dari PDB.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung mengatakan fokus pemerintah yang akan membangun infrastruktur tahun ini akan menyebabkan impor belanja modal meningkat. Walhasil, perbaikan defisit untuk tahun ini belum bisa terjadi.
Untuk tahun 2014 sendiri, Juda menjelaskan defisit transaksi berjalan secara keseluruhan tahun berada pada level 3,02% dari PDB atau US$ 25 miliar. Komponen transaksi berjalan yang mengalami perbaikan signifikan adalah neraca non migas.
BI menghitung, neraca non migas membaik dari defisit US$ 10,6 miliar pada tahun 2013 menjadi defisit US$ 6,1 miliar pada tahun 2014. Sementara itu, untuk neraca migas defisitnya mengalami kenaikan dari tahun 2013 defisit sebesar US$ 18,5 miliar naik menjadi US$ 19,7 miliar pada tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News