kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menkeu AS Ajak G20 Terapkan Price Cap ke Minyak Rusia, Sri Mulyani Jawab Begini


Rabu, 20 Juli 2022 / 18:04 WIB
Menkeu AS Ajak G20 Terapkan Price Cap ke Minyak Rusia, Sri Mulyani Jawab Begini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) berfoto dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dalam pertemuan bilateral yaitu rangkaian Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi ajakan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen untuk memberikan sanksi terhadap minyak Rusia berupa penerapan price cap atau membatasi harga minyak Rusia.

Untuk diketahui, dalam pertemua pekan lalu di Bali, Janet Yellen mengajak negara-negara anggota G20 untuk menetapkan price cap minyak Rusia. Menurut Yellen, pemberlakuan price cap tersebut dapat menekan aliran dana Rusia sehingga tidak dapat melakukan serangan kepada Ukraina. Selain itu, pembatasan tersebut juga diyakini bisa meredam dampak perang terhadap harga minyak global.

"Kita mendapatkan penjelasan dari Menteri Keuangan AS Yellen mengenai keinginan dari AS untuk menerapkan price cap (untuk minyak Rusia). Kita Indonesia mendengarkan apa yang disampaikan," ujar Sri Mulyani saat ditemui awak media di di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (19/7) kemarin.

Baca Juga: Sri Mulyani Angkat Bicara Soal Hastag #stopbayarpajak, Ini Katanya

Sri Mulyani mengatakan bahwa pembahasan mengenai penerapan price cap ke minyak Rusia masih dalam proses dan hanya sebatas mekanisme, desain, dan implikasinya. Ia mengatakan, Indonesia tidak akan gegabah dalam mengambil kebijakan tersebut, terlebih lagi implikasinya dapat berpengaruh ke negara penghasil minyak global dan juga dari sisi pembelinya.

"Jadi untuk Indonesia kita mendengarkan apa yang disampaikan, kita melihat dan mengkaji bagaimana inmplikasinya. Kita juga melihat bagaimana ini sangat berpengaruh terhadap negara negara yang menghasilkan energi, minyak, dan juga dari sisi pembelinya," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, persoalan harga energi ini akan sangat memberatkan banyak sekali negara-negara di dunia. Bahkan kenaikan inflasi di beberapa negara juga disebabkan oleh lonjakan harga energi. Adapun pemerintah akan memilih berbagai upaya untuk bisa mende-eskalasi ketegangan tersebut.

"Jadi upaya untuk bisa mende-eskalasikan ketegangan yang kemudian menciptakan berbagai isu mengenai harga energi perlu untuk kita selesaikan, atau kita ingin turunkan tensinya. Karena saat ini eskalasi dari konflik menjadi sangat tinggi," katanya.

Sri Mulyani menyebut, energi menjadi salah satu komoditi yang menjadi isu yang kerap dibicarakan dalam persaingan geopolitik tersebut. Sehingga, ia menilai, ajakan Yellen tidak akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian dunia.

Oleh karena itu, pemerintah akan mendengarkan apa yang disampaikan Yellen. Namun masih dalam proses untuk meninjau implementasi dan implikasinya sehingga tidak gegabah dalam mengambil keputusan tersebut.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Resesi Global, Sri Mulyani Beberkan Strategi Kemenkeu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×