kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.463   7,00   0,04%
  • IDX 6.896   63,60   0,93%
  • KOMPAS100 1.000   9,74   0,98%
  • LQ45 775   7,23   0,94%
  • ISSI 220   2,77   1,27%
  • IDX30 401   2,60   0,65%
  • IDXHIDIV20 475   1,99   0,42%
  • IDX80 113   1,03   0,92%
  • IDXV30 115   0,12   0,11%
  • IDXQ30 131   0,82   0,62%

Menkes: Virus Flu Babi Tak Bisa Hidup di Negara Beriklim Panas


Senin, 27 April 2009 / 14:11 WIB


Reporter: Yohan Rubiyantoro |

JAKARTA. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meminta agar masyarakat tidak terlalu khawatir terhadap penyebaran virus flu babi. Kendati flu babi telah menjadi pandemi di Meksiko, Texas, California hingga Kanada. Namun virus tersebut tidak dapat hidup di negara yang beriklim panas. "Indonesia ini kan iklimnya panas, jadi mudah-mudahan virus itu tidak masuk ke Indonesia," ucapnya usai rapat koordinasi lintas departemen di Kantor Menkokesra, Senin (27/4).

Menkes juga menyakinkan bahwa virus flu babi tidak sebahaya virus flu burung atau H5NI. Ia menyebutkan resiko kematian pasien flu burung mencapai 80 % hingga 90 %, sementara virus flu burung sekitar 6 %. Kendati begitu, masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya pada 1918, virus flu babi sempat menjadi pandemi dan menewaskan puluhan juta orang di dunia.

Menkes juga menegaskan pemerintah telah siap membasmi virus flu babi, jika virus tersebut masuk ke Indonesia. Sebanyak 100 RS rujukan yang telah berpengalaman menangani flu burung telah disiapkan, sebanyak 30.000 orang sukarelawan yang terdiri dari dokter dan mahasiswa juga sudah disiagakan. Selain itu stok pil Tami Flu masih memadai. "Stok Tami Flu cukup dan bisa juga dipakai mengobati flu babi," ucap Menkes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×