Sumber: Kompas.com | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, para penyintas Covid-19 tidak masuk dalam daftar target prioritas penerima vaksin Covid-19. Sebab, penyintas Covid-19 dianggap sudah memiliki kekebalan yang cukup untuk sementara waktu.
"Penyintas Covid-19 sampai sekarang tidak kami masukkan sebagai target vaksinasi, karena mereka masih memiliki imunitas, sehingga nanti tidak dimasukkan ke prioritas vaksinasi saat ini," ujar Budi, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis (14/1).
Selain para penyintas Covid-19, masyarakat yang dikecualikan dari daftar penerima vaksin yaitu ibu hamil, pemilik penyakit penyerta (komorbid) berat, anak-anak di bawah 18 tahun, dan lansia di atas 60 tahun.
Budi menjelaskan, vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang ada di Indonesia saat ini hanya melakukan uji klinis terhadap orang-orang berusia 18 tahun-59 tahun.
Karena itu, vaksin untuk lansia nantinya kemungkinan akan menunggu kedatangan vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan AstraZeneca. Sementara, kata Budi, belum ada uji klinis vaksin Covid-19 untuk anak-anak.
Baca Juga: Menkes: Pelaksanaan vaksin Covid-19 dipoyeksi butuh anggaran Rp 66 triliun-75 triliun
"Untuk anak-anak memang sampai sekarang belum ada uji klinisnya," kata Budi.
Berdasarkan pemaparan Menkes dalam rapat kerja sebelumnya, target penerima vaksin yaitu 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426.800.000 dosis.
Sementara, total pengadaan vaksin Covid-19 yang sudah kontrak yaitu 329.504.000 dosis.
Selain kerja sama multilateral dengan Covax/Gavi, pemerintah membeli vaksin Covid-19 produksi Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, Novavax sebanyak 50 juta dosis, dan AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis. Ada pula kerja sama dengan Pfizer sebanyak 50 juta dosis yang saat ini dalam tahap finalisasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Menkes: Penyintas Covid-19 Tidak Masuk Prioritas Penerima Vaksin
Penulis : Tsarina Maharani
Editor : Kristian Erdianto
Selanjutnya: IDI: Kekebalan kelompok takkan terbentuk jika banyak masyarakat tolak vaksin Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News