Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan kasus varian omicron sudah mulai terdeteksi sejak akhir tahun lalu, dimana mayoritas kasus ini datang dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Covid-19 varian omicron sudah menyebar lebih dari 150 negara dan sudah masuk ke Indonesia.
Ciri-ciri dari varian ini adalah peningkatan jumlah kasusnya akan sangat cepat yang akan menimbulkan kasus sangat banyak, namun dari tingkat gejala yang dirasakan lebih ringan.
"Data penelitian menunjukkan 30%-40% lebih ringan untuk pasien yang masuk rumah sakit. Kita tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga, namun tidak perlu panik. kasus yang masuk RS akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus sebelumnya pada saat gelombang delta," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/1).
Baca Juga: Cek, Ini Kombinasi Vaksin Booster untuk Penerima Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Adapun cara menanggulangi varian omicron ini Budi mengungkap, sama seperti cara menghadapi varian lain. Dimana langkah yang paling penting ialah disiplin menjalankan protokol kesehatan, dengan memakai masker menjadi hal utama yang harus dilakukan.
Strategi lain yang akan dilakukan pemerintah dalam memitigasi penyebaran varian ini ialah, dengan meningkatkan surveilans. testing. Pemerintah akan meningkatkan kapasitas reagen PCR yang dapat mendeteksi dini varian omicron.
"Kalau kita merasa tidak enak, jangan ragu untuk tes PCR. kami akan segera meningkatkan reagen-reagen PCR yang bisa mendeteksi omicron.
Kemudian, kalau kita sakit lebih baik kita isolasi. karena omicron umumnya ringan kita akan menyiapkan strategi perawatan bukan di rumah sakit, tapi strategi perawatannya lebih isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat," paparnya.
Baca Juga: Puncak Kasus Varian Omicron Awal Februari, Pemerintah: Masyarakat Tak Perlu Panik