kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menjelang pemberlakukan tarif tol Sumatera, ini testimoni sopir truk logistik


Selasa, 14 Mei 2019 / 06:20 WIB
Menjelang pemberlakukan tarif tol Sumatera, ini testimoni sopir truk logistik


Sumber: Kompas.com | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siang itu, cahaya matahari terasa begitu terik. Cuaca panas membuat dahaga dan tubuh pun menjadi rentan berkeringat. Apalagi buat orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan, sengatan sinar matahari amat berpengaruh menguras tenaga dan pikiran.

Begitu pula dengan para sopir angkutan logistik yang pekerjaannya hampir setiap hari hilir mudik di jalanan antar-kota antar-provinsi. Salah satunya Paeng Harahap (40). Namun, kali ini panasnya sinar matahari tidak begitu membuatnya kehilangan semangat berkendara karena perjalanan yang dilaluinya berlangsung lancar.

Sehari-hari dia bekerja sebagai sopir truk barang yang kerap menempuh rute bolak-balik dari Jakarta hingga Palembang dan Jambi. Paeng mengaku saat ini pekerjaannya terasa lebih mudah karena sudah bisa melintasi Jalan Tol Trans-Sumatera, mulai dari Provinsi Lampung sampai Sumatera Selatan.

Menurut dia, kehadiran jalan tol membantu mempersingkat waktu perjalanan dalam mengirim barang ke tempat tujuan, yaitu dari Jakarta lewat Pelabuhan Bakauheni, kemudian dilanjutkan ke Terbanggi Besar. Selain waktu tempuh yang lebih cepat, Paeng  pun merasakan jaminan keamanan dalam perjalanan di jalan tol karena tidak perlu lagi melintasi daerah rawan, baik dari segi keamanan maupun pungutan liar dari oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Saya biasa bawa barang dari Jakarta hingga Palembang atau Jambi. Dengan menggunakan jalan tol menjadi 2,5 jam dari Pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar. Keamanannya juga lebih terjamin, kalau lewat jalan biasa agak rawan, banyak pungutan liar. Lewat jalan biasa sekitar lima jam," ucap Paeng dalam keterangan tertulis, Senin (13/5/2019).

Begitu pula pengalaman Roni, pria yang juga berprofesi sebagai sopir truk. Bagi dia, mengendarai truk di sepanjang jalan lintas Sumatera merupakan perjalanan yang tidak mudah dan boros waktu karena harus mengalami kemacetan hampir seharian. Namun, masalah itu tidak lagi dia alami, karena telah beroperasinya jalan tol dari Bakauheni ke Terbanggi Besar.

Bahkan frekuensi perjalanannya bisa semakin banyak, otomatis penghasilannya pun bertambah. "Kalau lewat jalan tol, dua jam sudah tembus dari pelabuhan. Alhamdulillah cepat. Dalam seminggu bisa tiga kali pulang pergi Jakarta, tadinya hanya satu kali," ujar Roni.

Satu lagi yang merasakan manfaat tol baru tersebut adalah Omik (26). Hampir sama dengan yang lain, pengemudi mobil sewaan ini pun merasakan keberadaan jalan tol anyar itu.

Bagi Omik, jalan tol tidak hanya mempercepat waktu perjalanan, tetapi juga bisa menghemat penggunaan bahan bakar kendaraan dan ongkos perjalanan. "Dengan kondisi jalan yang bagus, konsumsi bahan bakar lebih hemat sehingga memangkas biaya," cetus Omik.

Dilihat dari kesaksian tiga pengemudi tadi, Tol Bakauheni hingga Terbanggi Besar yang menjadi bagian dari Tol Trans-Sumatera ini sangat bermanfaat. Hal itu sesuai tujuan pemerintah, yakni untuk memangkas biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Sebab, konektivitas dari dan menuju Pelabuhan Bakauheni sebagai pelabuhan utama memiliki peran penting dalam menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Setelah beroperasi lebih dari dua bulan tanpa tarif, jalan tol tersebut juga berdampak signifikan pada berkuranginya waktu tempuh kendaraan sehingga intensitas pergerakan orang dan logistik pun meningkat.

Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar terbentang sepanjang 140,9 kilometer dan telah beroperasi, pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (8/3/2019). Sebagai bagian dari sosialisasi keberadaan ruas tol tersebut kepada masyarakat, pemerintah belum mengenakan tarif hingga saat ini.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru memberlakukan tarif secara resmi mulai Jumat (17/5/2019). Sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 305/KTS/M/2019, tarif untuk jarak terjauh dari Pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar sebesar Rp 112.500 bagi kendaraan golongan I, Rp 168.500 untuk golongan II dan golongan III, serta Rp224.500 untuk golongan IV dan golongan V.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, menjelang Lebaran 2019, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang sudah operasional akan tersambung dengan ruas Terbanggi Besar sampai Palembang yang dibuka secara fungsional. "Saya berpesan kepada para pengguna jalan agar menjaga perilaku dalam berkendara dengan menaati semua peraturan dan rambu lalu lintas sehingga perjalanan mudik berlangsung lancar, aman, dan nyaman," kata Basuki.

Tidak lupa pula disampaikan supaya para pengguna jalan tol menyiapkan kartu tol elektronik dengan memastikan bahwa saldonya mencukupi sampai ke daerah tujuan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Sopir Logistik Lintasi Tol Trans Sumatera". 
Penulis: Erwin Hutapea, Editor: Hilda B Alexander

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×