kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meninggal dunia, inilah jejak panjang Bob Hasan di bisnis kayu, emas, hingga keuangan


Selasa, 31 Maret 2020 / 15:12 WIB
Meninggal dunia, inilah jejak panjang Bob Hasan di bisnis kayu, emas, hingga keuangan
ILUSTRASI. Bob Hasan


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kabar duka datang dari keluarga Mohammad (Bob) Hasan.  Pebisnis yang juga mantan menteri perindustrian dan perdagangan Era Soeharto memimpin meninggal dunia, Selasa, 31 Maret 2020 Pukul 11.00 di RSPAD Gatot Soebroto.

Kabar meninggalnya Bob Hasan tersebar melalui whatsapp di kalangan media.  Isinya: 

Assalammualaikum menginfokan kepada senior dan teman teman. Innalillahi Wa'Innalillahi Ro'Jiun telah kembali ke rahmatullah Bapak. Bob Hasan pada jam 11.00 siang di RSPAD. Mari Doakan semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah.

Bob rencananya akan dimakamkan di Ungaran Jawa Tengah. Meninggal dunia di usia 89 tahun, Bob selama tiga bulan intensif  menjalani perawatan karena penyakit penyakit kanker .

Semasa hidupnya, catatan panjang mewarnai hidup karib mantan Presiden Soeharto itu. Catatan Kontan, selain memiliki rekam jejak sebagai Ketua PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Bob juga memiliki sederet bisis besar di Indonesia.

Di industri perkayuan, Bob dikenal sebagai raja hutan. Apalagi, ia adalah mantan Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) yang sejak tahun 1997 sudah bubar. Kedekatannya dengan mantan Presiden Soeharto, Bob menguasai bisnis hutan baik di dalam dan pasar ekspor. 

Bob bergiat di berbagai bidang usaha, selain bisnis kayu. Nama Bob Hasan mencuat dalam isu-isu bisnis penting: mulai dari perburuan saham PT Astra International, PT Indocopper Investama yang menguasai 9,36% saham PT Freeport Indonesia, dana reboisasi, juga perebutan konsesi emas Busang di Kalimantan Timur. 

Di bawah Grup Nusamba (Nusa Ampera Bhakti), Bob memiliki bisnis inti di bidang perkayuan, perkebunan,dan penerbangan memiliki lebih dari 20 anak perusahaan. Di perusahaan itu, 80% sahamnya dimiliki tiga yayasan yang dulu diketuai Soeharto: Supersemar, Dharmais, dan Dakab. Sedangkan Bob memegang 10 % saham.  Adapun 10 % saham yang lain dimiliki oleh pengusaha Sigit Hardjojudanto.

Beberapa perusahaan sudah mati seperti Sempati Air. Namun, setelah masyarakat memasalahkan seputar yayasan setelah Soeharto lengser, keberadaan Nusamba juga semakin kabur. Sumber dana yang berasal dari yayasan menguap, seperti hilangnya Nusamba.

Kelompok usaha Tugu yang merupakan kongsian Nusamba dengan Pertamina juga sempat  Bob geluti. Sebagian dari anak perusahaan kelompokTugu  bergerak dalam asuransi, perbankan, dan jasa keuangan lain. 

Akar bisnisnya cukup kuat lantaran berbasis memberi jasa di berbagai BUMN, terutama Pertamina. Asuransi Tugu Pratama dan Bank Tugu sempat terbelit masalah keuangan. Tapi, dengan backup dana yang kuat, masalah itu bisa diatasi.

Di luar itu, Bob Hasan menggenggam empat kelompok usaha: Grup Pasopati, Grup Bank Umum Nasonal, Bank Duta, Grup Kalimanis, dan grup Hasfarm. 

Grup Pasopati merupakan hasil kongsian dengan Bimantara, Humpuss, dan Ongko. Bidangnya meliputi sektor perkayuan, industri kertas, keuangan, agribisnis, penerbangan, dan perkapalan. Sampai kini beberapa perusahaan tetap berjalan, bahkan mengembangkan bisnisnya. Jejak rekam Bob juga sempat di Bank Bukopin, Gatari, dan Karana Line.

Jejak lain Bob juga sempat di Grup Bank Umum Nasional (BUN) yang merupakan hasil kolaborasi dengan Kaharudin Ongko. Bidangnya lebih ke jasa perbankan, asuransi, dan keuangan. Sebagian besar anak perusahaan di bawah grup ini ambruk lantaran kesulitan likuiditas. Begitu besar kewajibannya, hingga grup ini masuk ke BPPN. Nasib serupa terjadi pada Grup Kalimanis yang banyak bergerak di bidang perkayuan, termasuk industri kimia dan kertas. 

Kisah Bob Hasan masih panjang. Sempat mendekam di Nusa Kambangan, Bob bukan orang sekolahan yang menyandang gelar doktor. Tapi, putra seorang pedagang rokok ini diperkirakan memiliki sekitar 160 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.

Suami Pertiwi Soemadiserta ayah tiga anak ini dikenal dengan Pak Harto, Maklum, Bob Hasan adalah anak angkat Jenderal Gatot Soebroto yang pernah menjabat sebagai Panglima wilayah Jawa Tengah. Saat itu, Pak Harto yang ketika itu masih berpangkat Kolonel juga bertugas di wilayah yang sama.

Ketika kemudian Pak Harto menjadi Panglima Diponegoro, Bob menjadi salah satu kepercayaan untuk menjalankan beberapa badan usaha di bawah Kodam. Kepercayaan itu ternyata terus berlanjut hingga di urusan bisnis lewat PT Nusantara Ampera Bhakti (Nusamba). 

Pria kelahiran Jakarta 89 tahun ini kini tiada, menyerah atas penyakit kanker yang menggerogotinya.

Selamat jalan Pak Bob!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×