kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.304   -24,00   -0,15%
  • IDX 6.706   -43,44   -0,64%
  • KOMPAS100 987   -10,26   -1,03%
  • LQ45 763   -7,06   -0,92%
  • ISSI 209   -2,03   -0,96%
  • IDX30 395   -4,28   -1,07%
  • IDXHIDIV20 477   -5,76   -1,19%
  • IDX80 111   -1,07   -0,95%
  • IDXV30 117   -1,64   -1,38%
  • IDXQ30 130   -1,91   -1,46%

Mendiknas kunjungan ke luar negeri sebuah pilihan


Rabu, 15 September 2010 / 17:10 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can

JAKARTA. Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menilai kunjungan ke luar negeri dalam rangka penyusunan undang-undang hanyalah sebuah pilihan. Sebagai pilihan, dia mengatakan, bisa diambil dan bisa juga tidak.

Nuh mengatakan, penyusunan undang-undang memang membutuhkan pedoman dari negara lain. Nah, dia bilang, penentuannya bisa melalui dua hal: melalui kunjungan ke lapangan atau cukup melalui media-media pembelajaran tertentu. "Belajar dari negara lain itu harus karena kita enggak bisa mengganggap diri paling sempurna," ujar Nuh, Rabu (15/9).

Sekadar informasi saja, Komisi X DPR yang berencana studi banding ke tiga negara dalam rangka menyusun Undang-Undang Pramuka. Ketiga negara itu adalah Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Jepang. Kunjungan ini mendapat kritikan dan sorotan dari berbagai kalangan karena dianggap memboroskan anggaran negara.

Nuh mengatakan, belajar dari negara lain dalam rangka revitalisasi peran Pramuka di Indonesia sangat penting. Namun, apakah untuk penentuan benchmark itu harus studi banding ke luar negeri merupakan pilihan dari DPR, Nuh menganggap itu pilihan DPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×