kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Mendagri minta masalah APBD DKI cepat selesai


Rabu, 04 Maret 2015 / 19:50 WIB
Mendagri minta masalah APBD DKI cepat selesai
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia mempercayai Rusia sama seperti dia mempercayai Barat.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Dalam (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta masalah anggaran pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa segera tuntas. Ia mengingatkan, agar kedua kubu yang berseteru antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) bisa segera menemukan kesepakatan.

Sebab, jika masalah ini berlarut-larut, penyelesaian administrasi APBD DKI di Kemendagri bisa terganjal. Padahal, ini merupakan syarat untuk mendapatkan Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat.

Tjahjo sebenarnya sudah menemui kedua kubu, untuk menjelaskan posisi pemerintah pusat dalam masalah ini. "Mendagri hanya berkepentingan (dalam) masalah administrasi anggaran," ujar Tjahjo, Rabu (4/3) di Istana Negara, Jakarta.

Ia juga mengaku telah menerima draft APBD dari Ahok beberapa waktu lalu. Namun, seperti kita ketahui, penyerahan draft tersebut menjadi masalah ketika DPRD menuding Ahok menyerahkan draft yang belum sah disepakati.

Sebab, pada saat yang sama masih ada pembahasan APBD oleh DPRD. Ahok menuding, hal itu dilakukan agar bisa mengakomodir sejumlah anggaran yang disebutnya "anggaran siluman". Karena menurut Ahok ada tambahan anggaran Rp 12 triliun yang diluar rencana Pemprov DKI.

Sementara itu Tjahjo mengaku tidak mengetahui secara pasti keberadaan "anggaran siluman" tersebut. Menurutnya, dalam draft setebal 6.120 halaman itu harus mengacu kepada program nawacita, yang menjadi visi dan misi presiden Joko Widodo (Jokowi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×