Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, harga beras mengalami kenaikan signifikan sampai 30% di pasar Induk Cipinang. Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan kenaikan harga besar di Jakarta ini tidak masuk akal, sebab stok beras nasional hingga saat ini masih aman. Ia menuding ada mafia beras di balik kenaikan harga tersebut.
Saat ini, harga beras jenis IR 4 di Pasar Cipinang yang paling murah saat ini dijual dengan harga Rp 10.000 per kilogram (kg), padahal normalnya Rp 8.500 per kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium, naik dari Rp 9.000 per kg menjadi Rp 10.600 per kg. Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500 per kg menjadi Rp 11.000 per kg dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg.
Rachmat menduga ada pedagang beras yang bermain sehingga beras melonjak tinggi. Soalnya, pedagang mulai merasa panik ketiga Bulog tidak lagi mendistribusikan beras ke pedagang besar di Pasar Cipinang sejak awal Februari 2015. Bulog pun langsung melakukan operasi pasar ke masyarakat dan pasar-pasar tradisional.
Mendag meminta Bulog melakukan evaluasi terhadap sistem tataniaga pendistribusian beras.
Sekadar informasi, sejak awal Februari 2015, Bulog mengubah sistem tataniaga dengan tidak lagi mendistribusikan beras langsung ke Pasar Induk Cipinang, tapi langsung ke masyarakat dan pasar-pasar tradisional di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek).
"Tapi meskipun sistem pendistribusian telah diubah, tetap saja harga tidak turun-turun. Nah kenapa bisa seperti itu, kita duga ada permainan mafia di sini," ujar Gobel, Jumat (20/2).
Mendag meminta Bulog untuk mengevaluasi tata niaga pendistribusian beras Bulog untuk mengecek apakah ada pihak internal Bulog ada yang bermain dengan pedagang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News