Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik. Dari jumlah tersebut, 80 persennya terus mengalir dan masuk ke laut, dan menempatkan Indonesia di urutan kelima penyumbang polusi plastik di lautan.
“Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menyelamatkan laut dari polusi plastik yang sulit diurai oleh alam. Kami akan terus berperan serta dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak di Indonesia untuk mencegah dan mengurangi polusi plastik di lautan,” kata David Katz, Pendiri Plastic Bank, saat saat kunjungan ke komunitas pengumpul plastik di Denpasar, Bali dalam keterangan resminya, Selasa (22/8).
Baca Juga: Menuju Hari Jadi ke-90, Unilever Indonesia Raih ESG Award dari Yayasan KEHATI
Plastic Bank merupakan perusahaan sosial yang memiliki misi untuk mencegah polusi plastik di laut dan mengurangi kemiskinan. Caranya adalah dengan memberdayakan komunitas pengumpul plastik yang beroperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Komunitas pengumpul plastik kami mengumpulkan dan menggunakan plastik daur ulang sebagai ‘mata uang’ untuk mendapatkan penghasilan dan berbagai manfaat sosial lainnya. Transaksi plastik dicatat di platform Plastic Bank yang berbasis blockchain, sehingga menciptakan sistem pengumpulan plastik yang terlacak dari hulu ke hilir, mendistribusikan insentif finansial bagi anggota komunitas, dan memverifikasi pelaporan bagi mitra bisnis,” paparnya.
Material plastik yang terkumpul didaur ulang menjadi bahan baku Social Plastic untuk digunakan kembali dalam produk dan kemasan, sehingga memberikan kehidupan baru bagi plastik lama.
Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup, Solusi Bangun Indonesia Gelar Aksi Sedekah Sampah Bersama
Menurut Katz, hingga saat ini sekitar 80 persen dari total sampah plastik yang dihasilkan bocor ke laut karena minimnya pengelolaan yang baik. Ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas pengumpulan dan pengelolaan sampah plastik, terutama di daerah-daerah marjinal.
“Ini pekerjaan rumah kita semua. Sebagai salah satu negara penyumbang polusi plastik terbesar di laut, bisnis kecil maupun besar dituntut bertanggung jawab atas polusi plastik yang dihasilkan. Kita harus mencari solusi bersama,” ujarnya.
Dalam perjalanan perubahan ini, Plastic Bank bersama komunitas dan jaringan yang ada, berhasil mengumpulkan dan menyelamatkan lebih dari 50 juta kilogram sampah plastik dalam kurun waktu kurang dari empat tahun. Ini setara dengan menghindarkan 2,5 miliar botol plastik sekali pakai dari berakhir sebagai pencemar lingkungan dan lautan.
Sejak berdiri pada tahun 2013, Plastic Bank telah menjalin kemitraan dengan 230 komunitas pengumpul dan memberdayakan 13.900 anggota pengumpul plastik di Indonesia.
Baca Juga: Siapa Sangka, Berkat Campuran Sampah Plastik, Jalan Aspal Semakin Kuat dan Tahan Lama
Melalui Program Impact Plastic Bank, perusahaan berperan sebagai agen perubahan positif dalam berbagai aspek, termasuk lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Program ini juga sejalan dengan tujuan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) serta berkontribusi dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kalangan komunitas pengumpul plastik di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News