kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Menakar ketergantungan pada Australia dan Brasil


Selasa, 24 Februari 2015 / 20:24 WIB
Menakar ketergantungan pada Australia dan Brasil
ILUSTRASI. Cek Rekomendasi Jarak Minum Obat untuk Dosis 3 dan 4 Kali yang Benar. REUTERS/Srdjan Zivulovic/File Photo


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, perekonomian Indonesia tidak akan terlalu bergantung pada Australia dan Brazil. Meskipun, ada sektor ekspor-impor tertentu yang cukup berpengaruh.

Menurut Lana, untuk Australia, Indonesia ada ketergantungan yang relatif agak tinggi pada impor daging sapi. Namun, aktivitas impor ini lebih banyak kepentingan Australia sendiri daripada Indonesia secara pribadi. Indonesia adalah pasar yang besar bagi daging sapi Australia.

Selain impor daging sapi, yang perlu juga dicermati adalah pariwisata.

Sementara itu untuk Brazil, diakui Lana, tidak perlu ada kekhawatiran. Aktivitas ekspor impor dan bahkan investasi ke sana kecil.

"Hanya saja untuk impor pesawat akan sedikit terganggu," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Selasa (24/2). Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang ada di Bandung memiliki kerja sama dengan perusahaan Brazil dalam penyediaan komponen pesawat. Alhasil, ekonomi Indonesia masih tetap aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×