kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Menakar Dampak Penurunan Jumlah Pemudik Lebaran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Rabu, 26 Maret 2025 / 16:01 WIB
Menakar Dampak Penurunan Jumlah Pemudik Lebaran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
ILUSTRASI. Penumpang kereta api berjalan menuju pintu keluar di Stasiun Malang, Jawa Timur, Senin (24/3/2025).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

Namun, penurunan pemudik akan berdampak lebih besar pada daerah-daerah ini. 

Di luar Jawa, Sumatra (terutama Lampung dan Sumatra Utara) serta Sulawesi Selatan juga termasuk wilayah dengan sirkulasi uang tinggi selama lebaran. 

Namun, daerah dengan basis ekonomi lokal kuat seperti Bali atau Yogyakarta mungkin lebih resilien karena aktivitas pariwisata atau konsumsi domestik yang tidak sepenuhnya bergantung pada pemudik. 

Baca Juga: PT Jasaraharja Putera Hadir dengan JRP Aman untuk Mudik Lebaran 2025

"Sebaliknya, daerah yang bergantung pada remiten THR dari perantau, seperti Nusa Tenggara Timur atau sebagian Kalimantan, berisiko mengalami penurunan daya beli masyarakat," terang Achmad.

Sementara itu, dalam Buku Ekonomi Kita edisi Maret 2025, pemerintah mengatakan, jumlah pemudik yang besar penting karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung di berbagai daerah. 

"Jumlah pemudik diperkirakan sekitar 146,48 juta orang, mendorong perputaran uang Rp 357 triliun," tulis Buku Ekonomi Kita dikutip Rabu (26/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×