Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
“Sehingga pengaruhnya terhadap pelemahan rupiah juga akan semakin kecil. Bahkan, pada tahun ini pemerintah juga berencana mengurangi penarikan utang baru,” jelasnya.
Dia menyampaikan, penarikan utang baru pada tahun 2023 diperkirakan hanya akan sebesar Rp 289,9 triliun dari rencana APBN 2023 sebesar Rp 598,2 triliun. Menurutnya, langkah ini perlu diapresiasi untuk mengurangi beban bunga yang trennya tinggi karena pengaruh kebijakan suku bunga tinggi The Fed.
Adapun pelemahan nilai tukar rupiah tahun ini sebenarnya bisa saja menjadi bumerang bagi APBN 2023. Sebab, berdasarkan analisis sensitivitas APBN 2023 terhadap perubahan asumsi dasar ekonomi makro, setiap pelemahan nilai tukar Rp 100 per dollar AS, memang akan membuat penerimaan negara bertambah Rp 5,4 triliun.
Baca Juga: Kenaikan Yield Obligasi Negara AS Turut Menekan Obligasi Korporasi Indonesia
Akan tetapi, dalam kondisi yang sama belanja negara juga akan merangkak naik sebesar Rp 8,5 triliun. Alhasil, APBN akan mendulang defisit sebesar Rp 3,1 triliun.
Hal yang sama akan terjadi pula dengan kondisi APBN tahun depan. Setiap pelemahan nilai tukar Rp 100 per dollar AS membuat penerimaan negara hanya akan bertambah Rp 4 triliun, kemudian belanja negara juga akan membengkak atau bertambah hingga Rp 10,2 triliun. Sehingga akan menghasilkan defisit APBN sebesar Rp 6,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News