kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Melonjak Tiga Kali Lipat, Ada 641 Kematian Akibat DBD pada Awal 2024


Minggu, 12 Mei 2024 / 20:43 WIB
Melonjak Tiga Kali Lipat, Ada 641 Kematian Akibat DBD pada Awal 2024
ILUSTRASI. JAKARTA,29/5-FOGING DI PERUMAHAN PADAT. Petugas melakukan pengasapan (foging) di pemukiman padat kawasan Tanjung Duren, Jakarta, Senin (29/5/2023). Pengasapan berkala dilakukan oleh pihak kelurahan melalui ibu PKK setempat dalam mengatasi tingginya angka penderita DBD. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya jumlah kematian yang meningkat akibat Demam Berdarah Dengeu (DBD). 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, berdasarkan update data DBD sejak awal tahun sampai minggu ke-18 Tahun 2024 terdapat jumlah kasus DBD sebanyak 91.269 kasus.

"Jumlah Kematian DBD 641 kematian," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Minggu (12/5).

Baca Juga: Bukan Hanya di Indonesia, Kasus DBD di Dunia Pun Tengah Melonjak

Adapun, pada periode yang sama di minggu 18 tahun 2023, jumlah kasus DBD sebanyak 29.822 kasus dengan kematian sebanyak 227 kematian. 

Tercatat, 5 kabupaten/kota kasus tertinggi tahun 2024 antara lain, Kota Bandung (3468 kasus), Kabupaten Tangerang (2540 kasus), Kota Bogor (1942 kasus), Kabupaten Bandung Barat (1903 kasus), dan Kota Kendari (1659 kasus).

Lalu, 5 Kabupaten/kota kematian DBD tertinggi Tahun 2024 antara lain, Kabupaten Bandung (29 kematian) Kabupaten Klaten (22 kematian), Kabupaten Jepara (21 kematian), Kabupaten Subang (20 kematian), dan Kota Bekasi (19 kematian).

Nadia menerangkan, kenaikan jumlah kasus karena adanya faktor perubahan iklim el nino yang mempengaruhi siklus nyamuk. Selain itu faktor pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3m (menguras, menutup, mengubur) yang kurang.

Baca Juga: Darurat DBD, BPJS Kesehatan Catat Lonjakan Kasus hingga Klaim di Sejumlah Daerah

Sebab itu, perlunya edukasi adanya gerakan 1 rumah 1 jumantik, adanya jumantik serta penerapan teknologi aedes berwolbachia.

Kemenkes mengimbau masyarakat tetap waspada. Bila demam segera ke fasilitas kesehatan untuk memastikan apakah demamnya DBD atau tidak. Serta pastikan ketersediaan alat-alat dan pengobatan DBD tersedia.

"Meminta pemda untuk mengaktifkan lintas sektor seperti sekolah kecamatan dan kelurahan untuk melakukan PSN," ucap Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×