Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Medco Power Indonesia siapkan US$ 160 juta dolar sebagai modal kerja 2009. Uang yang bersumber dari pinjaman perbankan dan ekuitas perusahaan tersebut bakal digunakan untuk membiayai pengembangan proyek pembangkit listrik dan panas bumi.
Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Fazil E Alfitri memberikan rincian setidaknya ada tiga proyek yang siap untuk dikerjakan perusahaannya tahun depan. Pertama, proyek pengembangan combine cycle dua turbin Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Batam menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dengan nilai US$ 90 juta.
Untuk pengembangan dua turbin PLTG Batam, Fazil bilang perusahaan sudah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 40 juta pada Juni lalu dari Bank Niaga. "US$ 50 juta sisanya akan kita pinjam dari Bank BCA sebesar US$ 40 juta, mudah-mudahan Januari tahun depan sudah disetujui. Serta US$ 10 juta dari ekuitas perusahaan. Semua sudah siap, tinggal financial disclosure-nya saja," ujar Fazil, Kamis (27/11).
Di proyek ini, Medco Power akan mengompresikan gas buang yang dihasilkan PLTG menjadi tenaga listrik. Fazil berhitung pemanfaatan gas buang tersebut bisa meningkatkan kapasitas produksi listrik dari 140 MW menjadi 200 MW.
"Turbin 1 yang sudah mendapat pinjaman dari Bank Niaga. Saat ini sudah konstruksi, tinggal menunggu konstruksi turbin 2 setelah mendapat pinjaman dari BCA," tambahnya.
Proyek kedua yang akan digarap Medco Power tahun depan adalah pengembangan ketenagalistrikan own use di PLTG Muara Enim dan Singa yang keduanya terletak di Sumatera Selatan dengan nilai US$ 10 juta. "Proyek ini sifatnya lebih ke CSR dan own use. Di Muara enim kita akan memanfaatkan gas buang untuk mengalirkan listrik ke 10.000 rumah di sekitar pembangkit sekitar 6 MW. Sementara di Singa sebesar 6 MW juga akan kita kembangkan listrik untuk keperluan ladang gas kita di situ. Karena sifatnya CSR dan own use maka kita akan gunakan ekuiti perusahaan," jelas Fazil.
Proyek terakhir yang akan digarap Medco Power tahun depan adalah pengembangan awal proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, di Tarutung, Sumatra Utara. Untuk proyek ini, Medco Power harus menyumbang US$ 60 juta dari total US$ 200 juta yang sisanya dibiayai konsorsium Itochu dan Ormat asal Jepang, serta pinjaman dari JBIC.
"Di Sarulla kita masih negosiasi ulang harga pembelian dengan PT PLN (Persero). Memang tahun 2004 kita sudah membuat kontrak penjualan sebesar US$ 4,6 sen per kwh. Tapi kan sekarang semuanya berubah. Harga EPC sudah naik dua kali lipat, harga baja juga naik. Jadi kita rundingkan lagi," kata Fazil.
Meskipun enggan menyebut dengan pasti berapa biaya pokok pengadaan (BPP) listrik yang diinginkan perusahaan, namun Fazil menjamin besaran kenaikan yang diinginkan tidak sampai sebesar BPP listrik dari panas bumi untuk wilayah Sumatera Utara sebesar US$ 16 sen.
"Kita nggak minta sampai segitu lah, setengahnya juga nggak. Harapan kita bisa disepakati harga barunya pada tahun ini. Sehingga kita bisa segera membangun dan menyuntik dana US$ 60 juta," kata Fazil.
Di wilayah kerja panas bumi Sarulla, Medco Power sudah mengebor 4 sumur. Saat ini perusahaan sedang menguji kadar kandungan panas bumi yang dimiliki Sarulla. Cadangan terbukti yang dimiliki Sarulla saat ini tercatat sekitar 330 MW. Tetapi Fazil menegaskan kalau mau dieksplorasi lebih dalam lagi bisa didapat 1.000 MW. Ditargetkan pada 2011, PLTP Sarulla sudah bisa mengalirkan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News