kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

MEA, kesempatan mengobati pelambatan regional


Kamis, 13 Agustus 2015 / 19:30 WIB
MEA, kesempatan mengobati pelambatan regional


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bisa jadi menjadi alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional yang tengah melambat. MEA yang dimulai Desember 2015 mendatang bisa menjadi kesempatan untuk mendorong pasar Asia Tenggara. 

Tak terkecuali, pasar terbuka kawasan Asia Tenggara ini akan menyediakan kesempatan industri keuangan untuk tumbuh. Industri keuangan berperan penting dalam membantu Industri dalam negeri melakukan ekspansi pasar, terutama dari sisi pembiayaan.

Di kawasan Asia Tenggara, Sumit melihat Indonesia memiliki kekuatan ekonomi terbesar. Apalagi dari ukuran demografi dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia merupakan yang terbesar. "Investasi yang masuk ke Indonesia juga akan lebih besar," ujar Country Manager and CEO HSBC Indonesia Sumit Dutta, Kamis (13/8).

Dia yakin, dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat pesat. HSBC memperkirakan dalam kurun waktu antara tahun 2015-2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,8%-5,9%. Pertumbuhan Indonesia yang tinggi itu bisa mendorong ekonomi negara kawasan juga meningkat.

Sumit mengakui ada tekanan besar dipicu pelambatan ekonomi China. Namun, MEA yang berjalan efektif bisa menjadi sumber pertumbuhan baru karena transaksi perdagangan antarnegara meningkat. 

Hal itulah yang membuat HSBC akan meningkatkan pasarnya di Indonesia. Salah satunya berintegrasi dengan Bank Ekonomi. Ini akan diikuti langkah menambah jumlah cabang di Indonesia hingga lebih dari 100 outlet di 30 kota.

Summit berharap, bisa membantu industri dalam negeri ekspansi ke negara-negara di Kawasan seperti Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam. Apalagi, ketika negara-negara tujuan ekspor Indonesia saat ini tengah lesu seperti China atau Amerika Serikat (AS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×