Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu Co-author and McKinsey Partner Sara Prince menjelaskan penelitian ini menunjukkan pentingnya inklusifitas dalam membedakan perusahaan yang membuat progres dan tidak.
Perusahaan yang mampu bersikap inklusif berhasil menciptakan kondisi yang membuat karyawannya termotivasi tinggi, mendorong banyak inovasi, membuat keputusan yang lebih cepat dan memiliki bisnis yang bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama dengan karyawan terbaik.
"Dalam hal ini, fokus inklusi bukan hanya naluri bisnis yang baik, tetapi juga menjadi alat penting dalam bertahan dan inovasi untuk terus bertahan," jelas dia.
Baca Juga: Haryanto Budiman dan Hendra Lembong sah jadi anggota direksi BBCA, ini profil mereka
Dus perusahaan bisa mengupayakan sikap inklusif dan menerapkan keberagaman dengan memastikan bahwa representasi perusahaan berasal dari karyawan yang beragam. Selain itu, memperkuat kemampuan pemimpin bersikap inklusif dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin perusahaan dalam metrik keberagaman.
Serta meningkatkan inklusifitas dengan memungkinkan adanya kesetaraan, promosi terbuka bagi karyawan dan mengupatkan rasa kepemilikan. Ini dapat diimplementasikan dengan memperkuat budaya inklusi, kerja gesit, melacak kepemimpinan inklusif bersama metrik komersial lainnya, dan kebijakan tanpa toleransi terhadap perilaku diskriminatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News