kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

McKinsey: Ekonomi Indonesia memiliki kesempatan pulih lebih cepat


Rabu, 21 Oktober 2020 / 18:05 WIB
McKinsey: Ekonomi Indonesia memiliki kesempatan pulih lebih cepat
ILUSTRASI. Pasar. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. McKinsey Indonesia memandang kalau Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk pulih dari wabah Covid-19 ini dengan lebih cepat daripada negara-negara lainnya. 

Managing Partner McKinsey Indonesia Philia Wibowo mengungkapkan, ini karena motor penggerak perekonomian Indonesia bukan sektor turisme. Ini yang menjadi silver lining bagi prospek pemulihan ekonomi domestik. 

“KIta mempunyai kemampuan bangkit lebih cepat karena perekonomian kita tidak bergantung pada turisme, tetapi pada konsumsi. Ini menjadi animo positif,” kata Philia, Rabu (21/10) via video conference. 

Akan tetapi, Philia menegaskan kalau bukan berarti kondisi perekonoiman Indonesia lebih baik daripada negara-negara lain. Yang ia tekankan adalah, struktur perekonomian Indonesia yang bergantung pada kekuatan domestik membuat Indonesia bisa come back lebih cepat. 

Baca Juga: Inilah 5 strategi menjaga dan mengembangkan bisnis di era pandemi

Pemulihan perekonomian sendiri menurut Philia juga bergantung pada stimulus yang digelontorkan pemerintah. Dalam hal ini, berarti program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Namun, sebagai catatan, bukan besaran yang telah dianggarkan pemerintah yang menjadi kunci utamanya, tteapi kunci keberhasilan stimulus ini adalah kecepatan penyaluran juga ketepatan mereka yang menerima stimulus ini. 

“Kita tidak bisa mebandingkan langsung besaran stimulus yang diberikan tiap negara, karena situasi beda-beda. Datanya juga dinamis, jadi bukan tentang size stimulus tetapi ketepatan dan efektivitas penggunaan,” tandasnya. 

Selanjutnya: Pandemi Corona Covid-19 Bikin Bisnis Asuransi Jiwa Akan Tertekan Hingga Akhir Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×