kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Mayora Indah (MYOR) harap Filipina mau hapus hambatan dagang


Selasa, 19 Februari 2019 / 18:20 WIB
Mayora Indah (MYOR) harap Filipina mau hapus hambatan dagang


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berharap negosiasi pemerintah Indonesia dengan pemerintah Filipina terkait hambatan dagang khusus (special safe guard) dapat membuahkan hasil. Bila hal itu tercapai, maka MYOR tidak perlu lagi membangun pabrik di Filipina dengan investasi US$ 75 juta.

Sejatinya, langkah tersebut dilakukan atas dasar permintaan pemerintah Filipina, dengan adanya kebijakan tersebut MYOR berharap Filipina akan menghapus hambatan dagang, sebab selama ini Filipina mengenakan pajak sebesar 11% terhadap produk Mayora.

Sebelumnya Direktur Utama Mayora, Andre Sukendra Atmadja mengatakan, rencananya peletakan batu pertama akan dilakukan pada kuartal IV tahun ini atau bertepatan pada ulang tahun ke 70 hubungan Indonesia dan Filipina.

Namun Direktur Pemasaran Mayora Ricky Afriyanto mengatakan, bisa saja hal tersebut berubah karena saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan negosiasi kepada pemerintah Fipina untuk menghapus kebijakan hambatan dagang, sehingga Mayora tidak harus melakukan investasi untuk membangun pabrik di Filipina.

"Kita itu dikenakan pajak 11% dan Menteri perdagangan sudah membela kita agar tidak terjadi trade war, kita sih berharap kalau lobby berhasil kita tidak usah bangun pabrik di Filipina," katanya kepada Konta.co.id, Selasa (19/2).

Jika negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah gagal maka Mayora harus membangun pabrik di Filipina. Dengan demikian kapasitas pabrik Mayora yang ada di Indonesia sebesar 15% - 20% akan diambil untuk pabrik yang ada di Filipina sehingga otomatis akan mengurangi ekspor Mayora.

"Kita berharap pemerintah berhasil melakukan negosiasi," tangkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×