kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masyarakat Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Imbas Kenaikan Harga Pangan


Senin, 11 Maret 2024 / 06:05 WIB
Masyarakat Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Imbas Kenaikan Harga Pangan
ILUSTRASI. Angka kemiskinan diperkirakan meningkat akibat kenaikan harga pangan yang membebani masyarakat, khususnya kelas menengah.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/02/2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka kemiskinan diperkirakan meningkat akibat kenaikan harga pangan yang membebani masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, masyarakat kelas menengah bisa turun menjadi kelompok miskin baru, bahkan masyarakat kelompok miskin bisa jatuh menjadi masyarakat miskin ekstrem.

“Dengan kondisi ini sulit untuk mencapai target kemiskinan ekstrem 0%, terlebih kelompok miskin banyak yang jadi petani dimana kondisi naiknya harga beras tidak membuat daya beli petani naik signifikan dibanding harga beras di pasar,” tutur Bhima kepada Kontan, Jumat (8/3).

Sedangkan untuk masyarakat kelas menengah, Bhima menilai mereka akan semakin terbebani dengan kenaikan harga pangan, mengingat kelompok tersebut bukan termasuk kelompok penerima bantuan sosial.

Baca Juga: Masyarakat Kelompok Menengah Terbebani Kenaikan Harga Pangan

Alhasil, masyarakat kelas menengah akan semakin sedikit memiliki ruang untuk  menabung, karena pendapatannya banyak digunakan untuk membeli bahan makanan, cicilan rumah dan kendaraan bermotor diperkirakan akan terus meningkat.

Ditambah, kenaikan upah minimum mereka juga tidak sejalan dengan kondisi inflasi bahan makanan yang sedang meningkat.

“Hampir sebagian besar bahan makanan pokok naik tidak hanya beras, dampaknya tentu ke kelas menengah rentan jatuh miskin. Opsi lain adalah menggadaikan aset untuk pinjaman bahkan tidak sedikit yang utang ke pinjol,” ungkapnya.

Bhima juga khawatir tanpa pengendalian harga pangan yang efektif oleh pemerintah saat Ramadan dan Lebaran, akan banyak kelas menengah yang turun jadi orang miskin baru.

Baca Juga: Bapanas Klaim Jumlah Daerah Rawan Pangan Menurun pada Tahun Lalu

Ia juga memperkirakan dengan kondisi tersebut, akan sulit mencapai angka kemiskinan di level 6,5% hingga 7,5% sesuai yang ditargetkan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024. 

Bhima memprediksi angka kemiskinan tahun ini akan berada di kisaran 9,4% hingga 9,6%, atau meningkat dari Susenas Maret 2023 menunjukkan bahwa angka kemiskinan nasional baru mencapai 9,36%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×