kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Masuk Ramadan, belanja BBM subsidi mulai bengkak


Rabu, 02 Juli 2014 / 16:34 WIB
Masuk Ramadan, belanja BBM subsidi mulai bengkak
ILUSTRASI. Untuk perdagangan Jumat (3/2), IHSG berpeluang lanjut menguat.ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Aktivitas ekonomi mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari pengeluaran belanja pemerintah yang mulai melesat. Belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) mengalami lonjakan menjelang Ramadan.

Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, realisasi subsidi BBM hingga bulan Mei 2014 sudah mencapai Rp 100,8 triliun atau 47,9% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp 210,6 triliun. Pada bulan April sebelumnya realisasi subsidi BBM baru 25,2% atau sebesar Rp 53 triliun.

Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, lonjakan realisasi subsidi pada bulan Mei bukan diakibatkan periode menjelang Lebaran. Realisasi subsidi pada bulan Mei merupakan hasil tagihan impor BBM Pertamina pada bulan Februari.

Jeda atau rentang pembayaran yang terjadi mencapai satu bulan hingga dua bulan. Menurut dirinya, realisasi pembayaran subsidi BBM dari Januari hingga Maret merupakan pembayaran carry over alias penggeseran anggaran pada tahun 2013.

Carry over subsidi hingga Maret sendiri mencapai Rp 20 triliun. Jadi periode realisasi anggaran pada bulan April dan seterusnya adalah benar-benar realisasi subsidi pada tahun 2014.

Memang, Askolani mengakui, menjelang lebaran penyerapan anggaran subsidi BBM akan melonjak. Hanya saja, lonjakan anggaran tersebut baru terlihat pada periode satu hingga dua bulan. Ini berarti pada semester dua baru akan terlihat jelas lonjakan subsidi BBM yang signifikan.

Asal tahu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) apabila pada bulan April 2014 impor minyak mentah mencapai US$ 1,07 miliar, maka pada bulan Mei 2014 naik menjadi US$ 1,3 miliar. Alhasil defisit neraca migas naik menjadi US$ 1,33 miliar pada bulan Mei 2014, dari sebelumnya US$ 1,06 miliar.

Impor yang meningkat tersebut dilakukan sebagai antisipasi kebutuhan menjelang Lebaran dan liburan ajaran baru. Data impor BBM pada bulan April dan Mei baru akan terlihat realisasi anggarannya pada bulan Juni dan Juli.

Karena penyerapan belanja pemerintah akan tinggi, Askolani melanjutkan defisit anggaran pada semester dua bisa di atas 1% dari PDB. Saat ini, defisit anggaran hingga bulan Mei bisa mencapai sekitar 0,4% dari PDB atau sebesar Rp 33,7 triliun.

Meskipun begitu secara keseluruhan hingga akhir tahun, defisit akan dijaga sesuai target yaitu tidak melewati batas 2,4% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×