Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SIDOARJO. Widya Sukarti Putri, istri Kapten Iriyanto, pilot AirAsia QZ 8501, sangat syok mendengar pesawat yang dikendalikan suaminya mengalami hilang kontak di Tanjung Pandan, Kalimantan, Minggu (28/12). Seharian kemarin perempuan yang biasa dipanggil Ida itu mengurung diri di kamar sambil memantau perkembangan hilangnya AirAsia melalui tayangan televisi.
"Beliau (Bu Ida) tidak bisa diajak ngomong. Ia hanya menyaksikan tayangan TV. Jadi ibu-ibu yang masuk nggak bisa apa-apa," jelas Bagianto Djojonegoro, Penasehat RW 9, Pondok Jati, Sidoarjo .
Menurut Bagianto, Ida sebenarnya sangat aktif dalam pengajian yang digelar di lingkungan perumahan. Kelompok pengajiannya bernama Arrohman yang kerap digelar di Masjid Nurul Yaqin. Namun karena syok, ia memilih mengurung diri di kamar. "Pak Iriyanto dan Bu Ida sama-sama klop, suka bergaul dengan warga," paparnya.
Bagianto mengungkapkan Iriyanto yang juga Ketua RT 39/RW 9 Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran (lingkungan Perumahan Pondok Jati), sudah malang melintang di dunia penerbangan. Dia pernah bertugas sebagai pilot TNI Angkatan Udara.
"Yang pernah diceritakan ke saya, beliau pernah menjadi pilot TNI AU kemudian keluar ke Merpati, Adam Air, dan sekarang di AirAsia, sejak 5 tahun ini," kata Bagianto.
Menurutnya, yang paling lama kariernya adalah di Merpati. "Di Adam Air nggak terlalu lama setelah ada pesawat yang jatuh itu kemudian pindah ke AirAsia sampai sekarang," tambahnya.
Sedangkan Anak Iriyanto, Angel Anggi (25), berharap agar pesawat cepat ketemu dan ayahnya bisa berkumpul dengan keluarganya.
Anggi yang menjadi PNS di lingkungan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakeetrans) Pemkab Sidoarjo ini mengaku tidak ada firasat apa-apa. Ayahnya pada Kamis kemarin sempat kontak katanya kamar Anggi direnovasi. Dalam renovasi itu, ayahnya sempat mengirim foto via BBM untuk menanyakan model pemasangan TV. "Saya sempat di telepon untuk menanyakan posisi TV ditempelkan di tembok atau di taruh meja," ujar Anggi.
Anggi saat ditelepon ayahnya sedang berada di Yogjakarta untuk menikmati liburan di rumah keluarga besarnya. Iriyanto sendiri berasal dari Yogjakarta. "Selama ini ayah intens kontak lewat ponsel dan BBM," paparnya.
Anggi yakin pesawat AirAsia pasti ketemu. "Saya yakin pasti ketemu dan ayah segera bisa berkumpul dengan keluarga," paparnya
Sedangkan Wahid, pilot Merpati yang pernah dididik Iriyanto mengakui jika sang pilot adalah orang pintar. Baik itu mengoperasionalkan mesin atau yang lain. "Beliau selalu mengatakan pada saya, kalau ada awan cumulonimbus (CB) hindari dan hindari. Karena awan CB sangat keras seperti karang," kata Wahid yang pernah mendampingi Iriyanto selama 3 tahun.
Iriyanto yang sendiri kata Wahid, semasa dinas di TNI AU pernah memegang pesawat F5. Kemudian pensiun dari TNI AU kemudian menjadi pilot Merpati memegang Foker 27 dan Boeing 737 Adam Air, serta terakhir di AirAsia mengendalikan AirBus.
Iriyanto masuk di AirAsia tahun 2009. Selama kariernya, Iriyanto memiliki jam terbang yang cukup tinggi, sekitar 20.500 jam. Iriyanto juga disegani oleh teman-temannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News