Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Analisis awal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengungkap bahwa pesawat AirAsia QZ8501 mungkin berada lebih timur dari lokasi kontak terakhirnya di antara Belitung Timur dan Kalimantan.
"Jika pesawat kehilangan ketinggian, maka tidak akan ada pada titik kontak terakhir, tetapi bergerak ke timur, lebih ke timur Belitung, di pantai barat Kalimantan, bagian barat daya Kalimantan," ungkap Thomas Djamaluddin, Kepala Lapan.
Analisis tersebut didasarkan pada pola aliran angin di area antara Belitung Timur dan Kalimantan saat kejadian hilang kontak QZ8501 pada Minggu (28/12) pukul 06.18 WIB kemarin.
Dihubungi Kompas.com, Minggu (28/12), Thomas mengatakan bahwa dengan menggunakan sistem informasi peringatan dini bencana Sadewa, diketahui bahwa cuaca serta dinamika atmosfer di wilayah QZ8501 hilang kotak memang sedang sangat aktif.
"Cuaca di sekitar titik hilangnya pesawat Air Asia mengindikasikan bahwa di lokasi tersebut sedang turun hujan yang cukup lebat dan angin yang cukup kencang dari arah barat," urai Thomas.
Di samping terdapat hujan dan angin kencang, data satelit MTSAT juga mengungkap adanya awan tebal kumulonimbus. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awan kumulonimbus memucak pada ketinggian 48.000 kaki.
Thomas menuturkan, QZ8501 yang sempat meminta berubah rute lebih ke kiri dan naik ke ketinggian 38.000 kaki kemungkinan gagal menghindari awan tebal tersebut dan akhirnya harus masuk ke dalamnya.
Saat masuk ke dalam awan itu, pesawat akan mengalami goncangan hebat. Thomas enggan menuturkan skenario yang mungkin terjadi pada pesawat namun menurutnya, pesawat bisa kehilangan ketinggian.
"Kalau pesawat itu jatuh, ada kemungkinan terempas ke arah timur dari titik koordinat terakhir terdeteksi," jelas Thomas. Pesawat dengan demikian mengalami kehilangan kendali sehingga arah jatuhnya lebih ditentukan oleh pola aliran angin.
Meskipun demikian, dalam sejumlah kejadian kecelakaan, bila pesawat masih dalam keadaan utuh dan punya bahan bakar memadai, maka pilot kemungkinan masih punya kendali untuk menentukan arah terbang.
Badan SAR Nasional (Basarnas) sendiri dalam keterangannya seperti diberitakan Kompas.com kemarin mengungkapkan masih adanya kemungkinan QZ8501 mendarat di suatu tempat, walaupun belum diketahui dengan pasti.
Pencarian QZ8501 yang dikoordinasikan oleh Basarnas akan fokus di wilayah antara Tanjung Pandan, Belitung, dan Pontianak, Kalimantan Barat. Wilayah pencarian cukup luas, dibagi menjadi empat petak pencarian berukuran 120 x 240 mil laut.
Indonesia mengerahkan armada laut dan udara canggih untuk pencarian seperti Boeing 737 Intai. Sementara, Malaysia dan Singapura juga mengerahkan bantuan. Pencarian tahap pertama akan berlangsung selama 7 hari. (Yunanto Wiji Utomo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News