Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo kecewa masih ada tender lebih dari Rp 39 triliun di bulan November.
Hal itu memperlihatkan lambatnya alokasi pembelanjaan kementerian, lembaga, dan daerah. Ditambah lagi urusan lelang yang belum rampung mayoritas soal konstruksi.
"Bulan November masih ada e-tendering Rp 30 triliun, apa mau kita seperti ini terus?" ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Rabu (6/11).
Dari total Rp 39 triliun proses lelang yang belum rampung, Rp 31 triliun di antaranya merupakan sektor konstruksi. Hal itu dinilai akan mempengaruhi kualitas konstruksi nantinya.
Baca Juga: Wow, anggaran belanja pakaian wakil rakyat kota Bekasi nyaris Rp 1 miliar
Pekerjaan konstruksi nantinya akan dilakukan secara terburu-buru. Selain karena waktu pengerjaan yang mepet, kondisi cuaca mayoritas hujan pun memperburuk kualitas pembangunan.
"Ini kita ulang terus kesalahan seperti ini. Akhirnya apa? Ya kualitasnya jelek, jembatan ambruk," terang Jokowi.
Ia menyayangkan perubahan proses tender dan belanja yang sudah menggunakan sistem elektronik tapi masih belum efisien. Pasalnya proses tersebut banyak ditunda menjelang akhir tahun.
Proses tender dinilai masih menggunakan paradigma lama yang menghambat. Oleh karena itu ia meminta agar proses belanja barang/jasa dilakukan secara cepat mulai bulan Januari.
Asal tahu saja, belanja barang/jasa pemerintah mencatatkan nominal yang besar. Dalam anggaran tahun 2020 Jokowi bilang terdapat anggaran infrastruktur sebesar Rp 423 triliun, anggaran pendidikan sebesar Rp 508 triliun, dan anggaran kesehatan Rp 132 triliun.
Baca Juga: Daya dorong belanja barang pemerintah paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi
"Hati-hati dengan angka sebesar ini. Dengan anggaran sebesar ini tantangannya adalah alokasi yang efektif," jelas Jokowi.
Anggaran belanja barang/jasa dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Terutama bagi daerah yang masih minim dorongan pihak swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News