kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,47   -2,07   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Institute: Kunjungan ke pusat perbelanjaan awal April telah capai 128%


Senin, 03 Mei 2021 / 21:44 WIB
Mandiri Institute: Kunjungan ke pusat perbelanjaan awal April telah capai 128%
ILUSTRASI. Pertumbuhan Belanja Nasional: Warga belanja pakaian di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (20/04)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan dan restoran melonjak tajam pada bulan Ramadan 2021. Mandiri Institute mencatat, bahkan angka kunjungan masyarakat tersebut sudah menembus batas 100% pada jam-jam sibuk.

Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan, kunjungan ke pusat belanja pada awal April 2021 telah mencapai 128% dibandingkan dengan kapasitas normal di jam-jam sibuk.

Monitoring tingkat kunjungan ini dilakukan terhadap 5.872 tempat belanja yang tersebar di 9 kota besar. Lonjakan kunjungan ke tempat belanja di Makassar dan DKI Jakarta merupakan kontributor utama lonjakan kunjungan secara nasional.

Baca Juga: Ini penyebab orang tertular Covid-19 meski sudah pakai masker di tempat umum

“Ini mengindikasikan telah kembali normalnya aktivitas di pusat belanja dan restoran. Apalagi, ini lebih tinggi dari periode sebelumnya,” ujar Yudo dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Senin (3/5).

Peningkatan kunjungan ke pusat belanja ini disebabkan oleh pola musiman saat memasuki bulan Ramadan, masyarakat mulai mencari berbagai kebutuhan di bulan Ramadan dan Idul Fitri, ditambah adanya relaksasi jam operasional tempat belanja.

“Selain itu, adanya normalisasi aktivitas perkantoran juga mendorong kenaikan kunjungan ke mall,” tambah Yudo.

Di sisi lain, kunjungan ke restoran di April 2021 juga mengalami lonjakan dengan tingkat kesibukan menyentuh 117% pada jam-jam sibuk. Angka tingkat kesibukan ini diperoleh dari pengamatan terhadap 9.626 restoran di 9 kota besar.

Berdasarkan spasial, Jakarta mencatatkan kenaikan angka makan di tempat (dine-in)tertinggi, di mana kesibukan restoran-restoran di Jakarta telah mencapai 140%.

“Perbaikan angka kunjungan ke restoran juga terkonfirmasi dengan Indeks Pendapatan Usaha di sektor restoran yang mengalami peningkatan drastis pada April 2021. Data ini menunjukkan bahwa sektor restoran mulai mengalami perbaikan, relatif dibanding dengan periode yang sama tahun 2020,” katanya.

Meski demikian, dia mengingatkan agar pemilik atau manajemen tempat belanja dan restoran harus berperan aktif dalam menerapkan protokol kesehatan sangat dibutuhkan.

Penerapan protokol kesehatan ketat di restoran amat dibutuhkan karena aktivitas dine-in di restoran masih merupakan aktivitas yang berisiko karena melibatkan kontak fisik di tempat umum.

Baca Juga: Jelang Lebaran, pusat perbelanjaan siapkan antisipasi peningkatan pengunjung

Melalui partisipasi aktif ini, kita berharap risiko penularan Covid-19 dapat diturunkan dan juga PSBB lanjutan dapat terhindari.

Apalagi, tambahnya, saat ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 baru, terutama yang berasal dari klaster perkantoran. Meningkatnya klaster perkantoran ini, salah satu penyebabnya, diduga berasal dari aktivitas pekerja kantor yang berbuka puasa bersama.

Hal ini perlu menjadi perhatian serius karena meningkatnya kasus baru Covid-19 akan meningkatkan kemungkinan pemerintah memperpanjang pembatasan mobilitas masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi usaha restoran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×